Ketika Teknologi Dijadikan Alasan Menggugat Akidah: Dialog Antara Kompleks Inferioritas dan Keyakinan
Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000
Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!
Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!
Read More Beli PaketX: Pandangan akidahmu itu sudah kuno, hanya berdasarkan perspektif kitab klasik berabad-abad lalu.
Y: Lalu bagaimana seharusnya akidah itu?
X Kita contoh saja barat yang menganggap akidah hanya sekedar dogma, tidak ilmiah dan hanya urusan privasi yang tidak perlu dibicarakan di ruang publik apalagi diperdebatkan sebab ini hanya urusan kepercayaan belaka.
Y: Kenapa kita harus ikut perspektif barat bukan malah sebaliknya kita berusaha agar barat mengikuti perspektif kita dalam hal akidah?
X: Barat itu sudah maju, mereka sudah mampu menciptakan teknologi canggih, alat transportasi bahkan kapal ruang angkasa yang menjelajahi semesta yang tidak mampu dilakukan oleh orang dulu. Mereka juga menguasai ekonomi dunia saat ini. Jadi, kita yang seharusnya mengikuti mereka bukan mereka ikut kita.
Y: Oh... jadi kau ingin urusan akidah mengikuti barat sebab mereka kaya, bisa bikin hape, mobil dan seterusnya yang sama sekali tidak terkait dengan akidah? Salah satu keyakinan yang dominan di barat saat ini adalah ateisme dan agnostisisme, apakah kamu mau ikut akidah barat ini juga dengan alasan mereka bisa bikin hape dan mobil?
X: Eh....... dasar orang kolot diajak maju gak mau.
Y: Pengidap Inferiority complex kok merasa maju.
Sumber: FB Ustadz Abdul Wahab Ahmad