Kisahku, "Antara Makan Ayam 2 Ekor 800ribu dan Cetak Foto 1 Lembar 85ribu"
Advertisement
Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000
Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!
Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!
Read More Beli Paket
Advertisement
Jagad maya sempat heboh dengan viralnya kisah seorang yang maka ayam 2 ekor dengan harga 800ribu. Membaca kisah tersebut aku jadi teringat dengan yang aku alami di tahun 2015 yang lalu.
Jadi, pada mulanya aku mencoba melakukan cek harga dulu jika print atau cetak foto ukuran A4 kena biaya berapa. Oleh pemilik toko memberikan informasi harganya adalah 15ribu kalo nggak salah saat itu.
Nah. setelah tahu berapa biaya untuk cetak foto untuk selembar kertas ukuran A4 akupun kembali ke rumah dan mulai mengedit pas foto ukuran 3x4 dan memaksimalkan area ukuran kertas A4. Hasilnya aku bisa membuat slot lebih kurang 12 pas foto lebih pada saat itu.
Selanjutnya file gambar yang berisi pas foto lebih kurang sebanyak 12 foto itu pun aku bawa kembali ke salah toko di kota kecil ini dan meminta untuk ngprint gambar tersebut yang tidak ada lagi hal yang perlu diedit. tinggal print saja.
Selanjutnya selesai dicetak. Aku pun meminta untuk dimasukkan langsung ke kantong plastik yang biasa digunakan untuk tempat kertas foto copy an. Namun oleh penjual, foto foto itu langsung dipotong potong olehnya.
Ternyata. foto yang aku bawa dari rumah dengan ukuran A4 ini yang awalnya biaya cetaknya cuma 15ribu digelembungkan oleh pemilik toko ini menjadi 85ribu. Harga dihitung setelah pas foto ini dia potong potong. Persis seperti harga ayam dihitung perpotong :).
Aku melakukan protes. Aku memesan cetak gambar ukuran A4 tetapi mengapa di hitung per pas foto 3x4 yang telah aku edit dirumah?
Sang penjual yang katanya rapi dan indah ini mengatakan harganya beda karena sudah dipotong potong. jadi dihitung perpotong.
Tidak mau melanjutkan perdebatan aneh itu, aku pun langsung membayar sesuai yang dia minta.
Mulai sejak kejadia saat itu (tahun 2015) sampai saat ini (tahun 2020) aku tidak pernah lagi belanja di toko tersebut. Aku lebih memilih belanja di toko yang tepat berada diseberang toko ini. Yang nyata lebih, Rapi, Indah dan Berkah tentunya.
Advertisement