Hadits Tentang TAFLIS (BANGKRUT) DAN HAJR (MENYITA) - Terjemahan Bulughul Maram
Advertisement
Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000
Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!
Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!
Read More Beli Paket
Advertisement
KITAB JUAL
BELI
|
BAB TAFLIS (BANGKRUT) DAN HAJR (MENYITA) |
بَابُ
اَلتَّفْلِيسِ وَالْحَجْرِِِِِِِِِِِِ
| |
Hadits No. 885 | ||
Dari Abu Bakar Ibnu Abdurrahman bahwa Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa menemukan barangnya benar-benar berada pada orang
yang jatuh bangkrut (pailit), maka ia lebih berhak terhadap barang tersebut
daripada orang lain." Muttafaq Alaihi.
|
َعَنْ أَبِي
بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ
:
سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( مَنْ أَدْرَكَ
مَالَهُ بِعَيْنِهِ عِنْدَ رَجُلٍ قَدْ أَفْلَسَ, فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ مِنْ
غَيْرِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 886 | ||
Abu Dawud dan Malik meriwayatkan dari Abu Bakar Ibnu
Abdurrahman secara mursal dengan lafadz: "Jika ada orang yang menjual barang,
kemudian pembeli barang tersebut jatuh miskin padahal ia belum membayar apapun
dari harganya, sedang penjual masih mendapatkan barangnya utuh, maka ia lebih
berhak terhadap barang tersebut; jika pembelinya meninggal dunia maka barang
tersebut menjadi milik orang-orang yang memberi hutang." Menurut Baihaqi hadits
tersebut maushul, dan dha'if karena mengikuti Abu Dawud.
|
َوَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَمَالِكٌ: مِنْ رِوَايَةِ أَبِي بَكْرِ بْنِ
عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ مُرْسَلًا بِلَفْظِ: ( أَيُّمَا رَجُلٌ بَاعَ مَتَاعًا
فَأَفْلَسَ اَلَّذِي اِبْتَاعَهُ, وَلَمْ يَقْبِضِ اَلَّذِي بَاعَهُ مِنْ ثَمَنِهِ
شَيْئًا , فَوَجَدَ مَتَاعَهُ بِعَيْنِهِ, فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ, وَإِنْ مَاتَ
اَلْمُشْتَرِي فَصَاحِبُ اَلْمَتَاعِ أُسْوَةُ اَلْغُرَمَاءِ ) وَوَصَلَهُ
اَلْبَيْهَقِيُّ, وَضَعَّفَهُ تَبَعًا لِأَبِي
دَاوُدَ
| |
Hadits No. 887 | ||
Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Umar
Ibnu Kholadah bahwa ia berkata: Kami datang kepada Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu menanyakan tentang teman kami yang bangkrut, lalu ia berkata: Aku berikan
kepadamu suatu ketetapan hukum dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam,
yaitu: "Barangsiapa bangkrut atau meninggal dunia, lalu orang itu mendapatkan
barangnya masih utuh, maka ia lebih berhak atas barang tersebut." Hadits shahih
menurut Hakim dan dha'if menurut Abu Dawud. Abu Dawud juga menilai dha'if
keterangan tentang "meninggal dunia" pada hadits ini.
|
َوَرَوَى أَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ مَاجَهْ: مِنْ رِوَايَةِ عُمَرَ بْنِ
خَلْدَةَ قَالَ: أَتَيْنَا أَبَا هُرَيْرَةَ فِي صَاحِبٍ لَنَا قَدْ أَفْلَسَ,
فَقَالَ: لَأَقْضِيَنَّ فِيكُمْ بِقَضَاءِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
مَنْ أَفْلَسَ أَوْ مَاتَ فَوَجَدَ رَجُلٌ مَتَاعَهُ بِعَيْنِهِ فَهُوَ أَحَقُّ
بِهِ ) وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ, وَضَعَّفَ أَبُو دَاوُدَ هَذِهِ اَلزِّيَادَةَ
فِي ذِكْرِ اَلْمَوْتِ
| |
Hadits No. 888 | ||
Dari Amar Ibnu al-Syarid, dari ayahnya Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang mampu
yang menangguhkan pembayaran hutang dihalalkan kehormatannya dan siksanya."
Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits mu'allaq menurut Bukhari dan shahih menurut
Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ عَمْرِو بْنِ اَلشَّرِيدِ, عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَيُّ اَلْوَاجِدِ يُحِلُّ عِرْضَهُ وَعُقُوبَتَهُ
) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَعَلَّقَهُ اَلْبُخَارِيُّ,
وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
| |
Hadits No. 889 | ||
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada
zaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ada seseorang terkena musibah
pembusukan pada buah-buahan yang dibelinya, lalu hutangnya menumpuk dan
bangkrut. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bersabda:
"Bersedekahlah kepadanya." Lalu orang-orang bersedekah kepadanya, namun belum
cukup melunasi hutangnya. Maka bersabdalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam kepada orang-orang yang menghutanginya: "Ambillah apa yang kalian
dapatkan karena hanya itulah milik kalian." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( أُصِيبَ
رَجُلٌ فِي عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي ثِمَارٍ اِبْتَاعَهَا,
فَكَثُرَ دَيْنُهُ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَصَدَّقُوا
عَلَيْهِ فَتَصَدَّقَ اَلنَّاسُ عَلَيْهِ, وَلَمْ يَبْلُغْ ذَلِكَ وَفَاءَ
دَيْنِهِ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِغُرَمَائِهِ: خُذُوا مَا
وَجَدْتُمْ, وَلَيْسَ لَكُمْ إِلَّا ذَلِكَ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 890 | ||
Dari Ibnu Ka'ab Ibnu Malik, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah menahan harta benda milik Muadz
dan menjualnya untuk melunasi hutangnya. Riwayat Daruquthni. Hadits shahih
menurut Hakim dan mursal menurut tarjih Abu Dawud.
|
َوَعَنِ اِبْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ, عَنْ أَبِيهِ; ( أَنَّ رَسُولَ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم حَجَرَ عَلَى مُعَاذٍ مَالَهُ, وَبَاعَهُ فِي دَيْنٍ
كَانَ عَلَيْهِ ) رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ,
وَأَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ مُرْسَلًا,
وَرُجِّحَ
| |
Hadits No. 891 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku dihadapkan
pada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam waktu perang Uhud ketika aku berumur 14
tahun, namun beliau belum membolehkanku (untuk ikut berperang). Aku dihadapkan
lagi pada waktu perang khandaq ketika aku berumur 15 tahun dan beliau
membolehkanku. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Baihaqi: Beliau belum
membolehkanku dan belum menganggapku telah dewasa. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah.
|
َوَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( عُرِضْتُ
عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ أُحُدٍ, وَأَنَا اِبْنُ أَرْبَعَ
عَشْرَةَ سَنَةً, فَلَمْ يُجِزْنِي, وَعُرِضْتُ عَلَيْهِ يَوْمَ اَلْخَنْدَقِ,
وَأَنَا اِبْنُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً, فَأَجَازَنِي ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي
رِوَايَةٍ لِلْبَيْهَقِيِّ: فَلَمْ يُجِزْنِي, وَلَمْ يَرَنِي بَلَغْتُ
وَصَحَّحَهَا اِبْنُ خُزَيْمَةَ
| |
Hadits No. 892 | ||
Athiyyah al-Quradhy Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami
dihadapkan pada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam waktu perang quraidhoh. Lalu
orang yang telah tumbuh bulunya dibunuh dan yang belum tumbuh bulunya
dibebaskan, sedang aku termasuk orang yang belum tumbuh bulunya, maka aku
dibebaskan. Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim, ia
berkata: Hadits tersebut menurut persyaratan Bukhari-Muslim.
|
َوَعَنْ عَطِيَّةَ اَلْقُرَظِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( عُرِضْنَا عَلَى
اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ قُرَيْظَةَ، فَكَانَ مَنْ أَنْبَتَ قُتِلَ,
وَمَنْ لَمْ يُنْبِتْ خُلِّيَ سَبِيلُهُ, فَكُنْتُ فِيمَنْ لَمْ يُنْبِتْ فَخُلِّيَ
سَبِيلِي ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ،
وَالْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 893 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak diperbolehkan bagi seorang istri memberikan sesuatu kecuali dengan seizin
suaminya." Dalam suatu lafadz: "Tidak diperbolehkan bagi seorang istri mengurus
hartanya yang dimiliki oleh suaminya." Riwayat Ahmad dan para pengarang kitab
al-Sunan kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Hakim.
|
َوَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ; أَنَّ
رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( لَا يَجُوزُ لِاِمْرَأَةٍ عَطِيَّةٌ
إِلَّا بِإِذْنِ زَوْجِهَا ) وَفِي لَفْظٍ: ( لَا يَجُوزُ لِلْمَرْأَةِ أَمْرٌ فِي
مَالِهَا, إِذَا مَلَكَ زَوْجُهَا عِصْمَتَهَا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَصْحَابُ
اَلسُّنَنِ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ, وَصَحَّحَهُ
اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 894 | ||
Dari Qabishoh Ibnu Mukhoriq Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya minta-minta
tidak dihalalkan kecuali bagi salah seorang di antara tiga macam orang, yaitu:
Orang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta hingga dapat
melunasinya, kemudian ia berhenti; orang yang terkena musibah yang menghabiskan
hartanya. Ia boleh meminta-minta hingga mendapatkan sandaran hidup; dan orang
yang ditimpa kefakiran hingga tiga orang yang mengetahuinya dari kalangan
kaumnya berkata: Si Fulan telah ditimpa kefakiran, ia dibolehkan meminta-minta."
Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
قَبِيصَةَ بْنِ مُخَارِقٍ اَلْهِلَالِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ اَلْمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ
ثَلَاثَةٍ: رَجُلٍ تَحَمَّلَ حَمَالَةً فَحَلَّتْ لَهُ اَلْمَسْأَلَةُ حَتَّى
يُصِيبَهَا ثُمَّ يُمْسِكَ، وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اِجْتَاحَتْ مَالَهُ,
فَحَلَّتْ لَهُ اَلْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ، وَرَجُلٍ
أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى يَقُولَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَى مِنْ قَوْمِهِ:
لَقَدْ أَصَابَتْ فُلَانًا فَاقَةٌ, فَحَلَّتْ لَهُ اَلْمَسْأَلَةُ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Bulughul Maram
versi 2.0 © 1429 H / 2008 M Oleh : Pustaka Al-Hidayah
|
Advertisement