Surat Asy Syu'ara' (Penyair) 227 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan

Advertisement

Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000


Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!

Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!

Read More Beli Paket
Advertisement
Surat Asy Syu'ara' (Penyair) 227 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan | Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia. 

Pokok isinya:
1. Keimanan: Jaminan Allah akan kemenangan perjuangan rasul- rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu Allah yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya Allah yang wajib disembah. 

2. Hukum-hukum: Keharusan memenuhi takaran dan timbangan; larangan mengubah syair yang berisi cacian-cacian, khurafat- khurafat, dan kebohongan-kebohongan. 

3. Kisah-kisah: Kisah-kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun; kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya (Tsamud); kisah Nabi Hud a.s. dengan kaumnya (Ad), kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan penduduk Aikah. 

4. Dan lain-lain: Kebinasaan suatu bangsa atau umat disebabkan mereka meninggalkan petunjuk-petunjuk agama; tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan perobahan-perobahannya adalah bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa; petunjuk-petunjuk Allah bagi pemimpin agar berlaku lemah lembut terhadap pengikut-pengikutnya; turunnya kitab Al Quran dalam bahasa Arab sudah disebut dalam kitab- kitab suci dahulu. 

Surat Asy Syu'ara' (Penyair) 227 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan

Sebagian besar surat Asy Syu'araa' menerangkan kisah nabi-nabi dengan umatnya masing-masing. Mereka mengalami penderitaan dan permusuhan dari kaumnya, tetapi pada akhirnya mereka mendapat kemenangan, dan lawan-lawan mereka mengalami kehancuran.
Kisah-kisah ini diceritakan olah Allah untuk menghibur hati Rasulullah s.a.w. dan kaum muslimin; karena kelak mereka akan mendapat kemenangan sebagaimana para rasul zaman dahulu itu. 

HUBUNGAN SURAT ASY SYU'ARAA' DENGAN SURAT AN NAML 
1. Surat An Naml melengkapi surat Asy Syu'araa' dengan menambahkan ke dalamnya kisah nabi-nabi yang tidak terdapat dalam surat Asy Syu'araa', yaitu kisah Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.
2. Juga terdapat pada surat An Naml tambahan-tambahan uraian kisah Nabi Luth a.s. dan Nabi Musa a.s. yang keduanya ada diceritakan dalam surat Asy Syu'araa'.
3. Masing-masing dari kedua surat ini memuat sifat Al Quran dan menerangkan bahwa Al Quran itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah s.w.t.
4. Kedua surat ini sama-sama menghibur hati Nabi Muhammad s.a.w. yang mengalami bermacam-macam penderitaan dan permusuhan dari kaumnya. 

Surat Asy-Syu'ara'

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  1. طٰسۤمّۤ ṭā sīm mīmTha Sin Mim
  2. تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِtilka āyātul-kitābil-mubīnInilah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an) yang jelas.
  3. لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ اَلَّا يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ la'allaka bākhi'un nafsaka allā yakụnụ mu`minīnBoleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu (dengan kesedihan), karena mereka (penduduk Mekah) tidak beriman.
  4. اِنْ نَّشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ اٰيَةً فَظَلَّتْ اَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِيْنَ in nasya` nunazzil 'alaihim minas-samā`i āyatan fa ẓallat a'nāquhum lahā khāḍi'īnJika Kami menghendaki, niscaya Kami turunkan kepada mereka mukjizat dari langit, yang akan membuat tengkuk mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya.
  5. وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنَ الرَّحْمٰنِ مُحْدَثٍ اِلَّا كَانُوْا عَنْهُ مُعْرِضِيْنَ wa mā ya`tīhim min żikrim minar-raḥmāni muḥdaṡin illā kānụ 'an-hu mu'riḍīnDan setiap kali disampaikan kepada mereka suatu peringatan baru (ayat Al-Qur'an yang diturunkan) dari Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka selalu berpaling darinya.
  6. فَقَدْ كَذَّبُوْا فَسَيَأْتِيْهِمْ اَنْۢبـٰۤؤُا مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ fa qad każżabụ fa saya`tīhim ambā`u mā kānụ bihī yastahzi`ụnSungguh, mereka telah mendustakan (Al-Qur'an), maka kelak akan datang kepada mereka (kebenaran) berita-berita mengenai apa (azab) yang dulu mereka perolok-olokkan.
  7. اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الْاَرْضِ كَمْ اَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ a wa lam yarau ilal-arḍi kam ambatnā fīhā ming kulli zaujing karīmDan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam pasangan (tumbuh-tumbuhan) yang baik?
  8. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةًۗ وَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  9. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  10. وَاِذْ نَادٰى رَبُّكَ مُوْسٰٓى اَنِ ائْتِ الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ۙwa iż nādā rabbuka mụsā ani`til-qaumaẓ-ẓālimīnDan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya), “Datangilah kaum yang zalim itu,
  11. قَوْمَ فِرْعَوْنَ ۗ اَلَا يَتَّقُوْنَ qauma fir'aụn, alā yattaqụn(yaitu) kaum Fir‘aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?”
  12. قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّكَذِّبُوْنِ ۗqāla rabbi innī akhāfu ay yukażżibụnDia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku takut mereka akan mendustakan aku,
  13. وَيَضِيْقُ صَدْرِيْ وَلَا يَنْطَلِقُ لِسَانِيْ فَاَرْسِلْ اِلٰى هٰرُوْنَ wa yaḍīqu ṣadrī wa lā yanṭaliqu lisānī fa arsil ilā hārụnsehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun (bersamaku).
  14. وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْۢبٌ فَاَخَافُ اَنْ يَّقْتُلُوْنِ ۚwa lahum 'alayya żambun fa akhāfu ay yaqtulụnSebab aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.”
  15. قَالَ كَلَّاۚ فَاذْهَبَا بِاٰيٰتِنَآ اِنَّا مَعَكُمْ مُّسْتَمِعُوْنَ ۙ qāla kallā, faż-habā bi`āyātinā innā ma'akum mustami'ụn(Allah) berfirman, “Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu)! Maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sungguh, Kami bersamamu mendengarkan (apa yang mereka katakan),
  16. فَأْتِيَا فِرْعَوْنَ فَقُوْلَآ اِنَّا رَسُوْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙfa`tiyā fir'auna fa qụlā innā rasụlu rabbil-'ālamīnmaka datanglah kamu berdua kepada Fir‘aun dan katakan, “Sesungguhnya kami adalah rasul-rasul Tuhan seluruh alam,
  17. اَنْ اَرْسِلْ مَعَنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ an arsil ma'anā banī isrā`īllepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama kami.”
  18. قَالَ اَلَمْ نُرَبِّكَ فِيْنَا وَلِيْدًا وَّلَبِثْتَ فِيْنَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِيْنَ ۗ qāla a lam nurabbika fīnā walīdaw wa labiṡta fīnā min 'umurika sinīnDia (Fir‘aun) menjawab, “Bukankah kami telah mengasuhmu dalam lingkungan (keluarga) kami, waktu engkau masih kanak-kanak dan engkau tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.
  19. وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِيْ فَعَلْتَ وَاَنْتَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ wa fa'alta fa'latakallatī fa'alta wa anta minal-kāfirīnDan engkau (Musa) telah melakukan (kesalahan dari) perbuatan yang telah engkau lakukan dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih.”
  20. قَالَ فَعَلْتُهَآ اِذًا وَّاَنَا۠ مِنَ الضَّاۤلِّيْنَ qāla fa'altuhā iżaw wa ana minaḍ-ḍāllīnDia (Musa) berkata, “Aku telah melakukannya, dan ketika itu aku termasuk orang yang khilaf.
  21. فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِيْ رَبِّيْ حُكْمًا وَّجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ fa farartu mingkum lammā khiftukum fa wahaba lī rabbī ḥukmaw wa ja'alanī minal-mursalīnLalu aku lari darimu karena aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku menganugerahkan ilmu kepadaku serta Dia menjadikan aku salah seorang di antara rasul-rasul.
  22. وَتِلْكَ نِعْمَةٌ تَمُنُّهَا عَلَيَّ اَنْ عَبَّدْتَّ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗwa tilka ni'matun tamunnuhā 'alayya an 'abbatta banī isrā`īlDan itulah kebaikan yang telah engkau berikan kepadaku, (sementara) itu engkau telah memperbudak Bani Israil.”
  23. قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ qāla fir'aunu wa mā rabbul-'ālamīnFir‘aun bertanya, “Siapa Tuhan seluruh alam itu?”
  24. قَالَ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۗ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَ qāla rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, ing kuntum mụqinīnDia (Musa) menjawab, “Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu mempercayai-Nya.”
  25. قَالَ لِمَنْ حَوْلَهٗٓ اَلَا تَسْتَمِعُوْنَ qāla liman ḥaulahū alā tastami'ụnDia (Fir‘aun) berkata kepada orang-orang di sekelilingnya, “Apakah kamu tidak mendengar (apa yang dikatakannya)?”
  26. قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَ qāla rabbukum wa rabbu ābā`ikumul-awwalīnDia (Musa) berkata, “(Dia) Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu terdahulu.”
  27. قَالَ اِنَّ رَسُوْلَكُمُ الَّذِيْٓ اُرْسِلَ اِلَيْكُمْ لَمَجْنُوْنٌ qāla inna rasụlakumullażī ursila ilaikum lamajnụnDia (Fir‘aun) berkata, “Sungguh, Rasulmu yang diutus kepada kamu benar-benar orang gila.”
  28. قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَاۗ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ qāla rabbul-masyriqi wal-magribi wa mā bainahumā, ing kuntum ta'qilụnDia (Musa) berkata, “(Dialah) Tuhan (yang menguasai) timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu mengerti.”
  29. قَالَ لَىِٕنِ اتَّخَذْتَ اِلٰهًا غَيْرِيْ لَاَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُوْنِيْنَ qāla la`inittakhażta ilāhan gairī la`aj'alannaka minal-masjụnīnDia (Fir‘aun) berkata, “Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara.”
  30. قَالَ اَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُّبِيْنٍ qāla a walau ji`tuka bisyai`im mubīnDia (Musa) berkata, “Apakah (engkau akan melakukan itu) sekalipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (bukti) yang nyata?”
  31. قَالَ فَأْتِ بِهٖٓ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَqāla fa`ti bihī ing kunta minaṣ-ṣādiqīnDia (Fir‘aun) berkata, “Tunjukkan sesuatu (bukti yang nyata) itu, jika engkau termasuk orang yang benar!”
  32. فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ ۚ fa alqā 'aṣāhu fa iżā hiya ṡu'bānum mubīnMaka dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.
  33. وَنَزَعَ يَدَهٗ فَاِذَا هِيَ بَيْضَاۤءُ لِلنّٰظِرِيْنَ wa naza'a yadahụ fa iżā hiya baiḍā`u lin-nāẓirīnDan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya.
  34. قَالَ لِلْمَلَاِ حَوْلَهٗٓ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ عَلِيْمٌ ۙ qāla lil-mala`i ḥaulahū inna hāżā lasāḥirun 'alīmDia (Fir‘aun) berkata kepada para pemuka di sekelilingnya, “Sesungguhnya dia (Musa) ini pasti seorang pesihir yang pandai,
  35. يُّرِيْدُ اَنْ يُّخْرِجَكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ بِسِحْرِهٖۖ فَمَاذَا تَأْمُرُوْنَ yurīdu ay yukhrijakum min arḍikum bisiḥrihī fa māżā ta`murụndia hendak mengusir kamu dari negerimu dengan sihirnya; karena itu apakah yang kamu sarankan?”
  36. قَالُوْٓا اَرْجِهْ وَاَخَاهُ وَابْعَثْ فِى الْمَدَاۤىِٕنِ حٰشِرِيْنَ ۙ qālū arjih wa akhāhu wab'aṡ fil-madā`ini ḥāsyirīnMereka menjawab, “Tahanlah (untuk sementara) dia dan saudaranya, dan utuslah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (pesihir),
  37. يَأْتُوْكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيْمٍ ya`tụka bikulli saḥḥārin 'alīmniscaya mereka akan mendatangkan semua pesihir yang pandai kepadamu.”
  38. فَجُمِعَ السَّحَرَةُ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ ۙ fa jumi'as-saḥaratu limīqāti yaumim ma'lụmLalu dikumpulkanlah para pesihir pada waktu (yang ditetapkan) pada hari yang telah ditentukan,
  39. وَّقِيْلَ لِلنَّاسِ هَلْ اَنْتُمْ مُّجْتَمِعُوْنَ ۙ wa qīla lin-nāsi hal antum mujtami'ụndan diumumkan kepada orang banyak, “Berkumpullah kamu semua,
  40. لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ السَّحَرَةَ اِنْ كَانُوْا هُمُ الْغٰلِبِيْنَ la'allanā nattabi'us-saḥarata ing kānụ humul-gālibīnagar kita mengikuti para pesihir itu, jika mereka yang menang.”
  41. فَلَمَّا جَاۤءَ السَّحَرَةُ قَالُوْا لِفِرْعَوْنَ اَىِٕنَّ لَنَا لَاَجْرًا اِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغٰلِبِيْنَ fa lammā jā`as-saḥaratu qālụ lifir'auna a inna lanā la`ajran ing kunnā naḥnul-gālibīnMaka ketika para pesihir datang, mereka berkata kepada Fir‘aun, “Apakah kami benar-benar akan mendapat imbalan yang besar jika kami yang menang?”
  42. قَالَ نَعَمْ وَاِنَّكُمْ اِذًا لَّمِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ qāla na'am wa innakum iżal laminal-muqarrabīnDia (Fir‘aun) menjawab, “Ya, dan bahkan kamu pasti akan mendapat kedudukan yang dekat (kepadaku).”
  43. قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰٓى اَلْقُوْا مَآ اَنْتُمْ مُّلْقُوْنَ qāla lahum mụsā alqụ mā antum mulqụnDia (Musa) berkata kepada mereka, “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan.”
  44. فَاَلْقَوْا حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوْا بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ اِنَّا لَنَحْنُ الْغٰلِبُوْنَ fa alqau ḥibālahum wa 'iṣiyyahum wa qālụ bi'izzati fir'auna innā lanaḥnul-gālibụnLalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka seraya berkata, “Demi kekuasaan Fir‘aun, pasti kamilah yang akan menang.”
  45. فَاَلْقٰى مُوْسٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُوْنَ ۚ fa alqā mụsā 'aṣāhu fa iżā hiya talqafu mā ya`fikụnKemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.
  46. فَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سٰجِدِيْنَ ۙ fa ulqiyas-saḥaratu sājidīnMaka menyungkurlah para pesihir itu, bersujud.
  47. قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ qālū āmannā birabbil-'ālamīnMereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,
  48. رَبِّ مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ rabbi mụsā wa hārụn(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.”
  49. قَالَ اٰمَنْتُمْ لَهٗ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ اِنَّهٗ لَكَبِيْرُكُمُ الَّذِيْ عَلَّمَكُمُ السِّحْرَۚ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ەۗ لَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ وَّلَاُصَلِّبَنَّكُمْ اَجْمَعِيْنَۚqāla āmantum lahụ qabla an āżana lakum, innahụ lakabīrukumullażī 'allamakumus-siḥr, fa lasaufa ta'lamụn, la`uqaṭṭi'anna aidiyakum wa arjulakum min khilāfiw wa la`uṣallibannakum ajma'īnDia (Fir‘aun) berkata, “Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Nanti kamu pasti akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan sungguh, akan kusalib kamu semuanya.”
  50. قَالُوْا لَا ضَيْرَ ۖاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا مُنْقَلِبُوْنَ ۚ qālụ lā ḍaira innā ilā rabbinā mungqalibụnMereka berkata, “Tidak ada yang kami takutkan, karena kami akan kembali kepada Tuhan kami.
  51. اِنَّا نَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطٰيٰنَآ اَنْ كُنَّآ اَوَّلَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗinnā naṭma'u ay yagfira lanā rabbunā khaṭāyānā ang kunnā awwalal-mu`minīnSesungguhnya kami sangat menginginkan sekiranya Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami menjadi orang yang pertama-tama beriman.”
  52. ۞ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْٓ اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَ wa auḥainā ilā mụsā an asri bi'ibādī innakum muttaba'ụnDan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, “Pergilah pada malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar.”
  53. فَاَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِى الْمَدَاۤىِٕنِ حٰشِرِيْنَ ۚ fa arsala fir'aunu fil-madā`ini ḥāsyirīnKemudian Fir‘aun mengirimkan orang ke kota-kota (untuk mengumpulkan bala tentaranya).
  54. اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيْلُوْنَۙ inna hā`ulā`i lasyirżimatung qalīlụn(Fir‘aun berkata), “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil,
  55. وَاِنَّهُمْ لَنَا لَغَاۤىِٕظُوْنَ ۙ wa innahum lanā lagā`iẓụndan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,
  56. وَاِنَّا لَجَمِيْعٌ حٰذِرُوْنَ ۗ wa innā lajamī'un ḥāżirụndan sesungguhnya kita semua tanpa kecuali harus selalu waspada.”
  57. فَاَخْرَجْنٰهُمْ مِّنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ fa akhrajnāhum min jannātiw wa 'uyụnKemudian, Kami keluarkan mereka (Fir‘aun dan kaumnya) dari taman-taman dan mata air,
  58. وَّكُنُوْزٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍ ۙ wa kunụziw wa maqāming karīmdan (dari) harta kekayaan dan kedudukan yang mulia,
  59. كَذٰلِكَۚ وَاَوْرَثْنٰهَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ każālik, wa auraṡnāhā banī isrā`īldemikianlah, dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.
  60. فَاَتْبَعُوْهُمْ مُّشْرِقِيْنَ fa atba'ụhum musyriqīnLalu (Fir‘aun dan bala tentaranya) dapat menyusul mereka pada waktu matahari terbit.
  61. فَلَمَّا تَرَاۤءَ الْجَمْعٰنِ قَالَ اَصْحٰبُ مُوْسٰٓى اِنَّا لَمُدْرَكُوْنَ ۚ fa lammā tarā`al-jam'āni qāla aṣ-ḥābu mụsā innā lamudrakụnMaka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, “Kita benar-benar akan tersusul.”
  62. قَالَ كَلَّاۗ اِنَّ مَعِيَ رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ qāla kallā, inna ma'iya rabbī sayahdīnDia (Musa) menjawab, “Sekali-kali tidak akan (tersusul); sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
  63. فَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْبَحْرَۗ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيْمِ ۚ fa auḥainā ilā mụsā aniḍrib bi'aṣākal-baḥr, fanfalaqa fa kāna kullu firqing kaṭ-ṭaudil-'aẓīmLalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.
  64. وَاَزْلَفْنَا ثَمَّ الْاٰخَرِيْنَ ۚ wa azlafnā ṡammal-ākharīnDan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.
  65. وَاَنْجَيْنَا مُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ ۚ wa anjainā mụsā wa mam ma'ahū ajma'īnDan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.
  66. ثُمَّ اَغْرَقْنَا الْاٰخَرِيْنَ ۗ ṡumma agraqnal-ākharīnKemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.
  67. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  68. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُwa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  69. وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ اِبْرٰهِيْمَ ۘ watlu 'alaihim naba`a ibrāhīmDan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.
  70. اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا تَعْبُدُوْنَ iż qāla li`abīhi wa qaumihī mā ta'budụnKetika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah?”
  71. قَالُوْا نَعْبُدُ اَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عٰكِفِيْنَ qālụ na'budu aṣnāman fa naẓallu lahā 'ākifīnMereka menjawab, “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.”
  72. قَالَ هَلْ يَسْمَعُوْنَكُمْ اِذْ تَدْعُوْنَ ۙ qāla hal yasma'ụnakum iż tad'ụnDia (Ibrahim) berkata, “Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)?
  73. اَوْ يَنْفَعُوْنَكُمْ اَوْ يَضُرُّوْنَ au yanfa'ụnakum au yaḍurrụnAtau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?”
  74. قَالُوْا بَلْ وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا كَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ qālụ bal wajadnā ābā`anā każālika yaf'alụnMereka menjawab, “Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu.”
  75. قَالَ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا كُنْتُمْ تَعْبُدُوْنَ ۙ qāla a fa ra`aitum mā kuntum ta'budụnDia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah,
  76. اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمُ الْاَقْدَمُوْنَ ۙ antum wa ābā`ukumul-aqdamụnkamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?
  77. فَاِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّيْٓ اِلَّا رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ fa innahum 'aduwwul lī illā rabbal-'ālamīnSesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam,
  78. الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهْدِيْنِ ۙ allażī khalaqanī fa huwa yahdīn(yaitu) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,
  79. وَالَّذِيْ هُوَ يُطْعِمُنِيْ وَيَسْقِيْنِ ۙ wallażī huwa yuṭ'imunī wa yasqīndan Yang memberi makan dan minum kepadaku;
  80. وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīndan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,
  81. وَالَّذِيْ يُمِيْتُنِيْ ثُمَّ يُحْيِيْنِ ۙ wallażī yumītunī ṡumma yuḥyīndan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
  82. وَالَّذِيْٓ اَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لِيْ خَطِيْۤـَٔتِيْ يَوْمَ الدِّيْنِ ۗwallażī aṭma'u ay yagfira lī khaṭī`atī yaumad-dīndan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat.”
  83. رَبِّ هَبْ لِيْ حُكْمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ ۙrabbi hab lī ḥukmaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīnIbrahim berdoa), “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
  84. وَاجْعَلْ لِّيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۙ waj'al lī lisāna ṣidqin fil-ākhirīndan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,
  85. وَاجْعَلْنِيْ مِنْ وَّرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ ۙwaj'alnī miw waraṡati jannatin-na'īmdan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,
  86. وَاغْفِرْ لِاَبِيْٓ اِنَّهٗ كَانَ مِنَ الضَّاۤلِّيْنَ ۙ wagfir li`abī innahụ kāna minaḍ-ḍāllīndan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,
  87. وَلَا تُخْزِنِيْ يَوْمَ يُبْعَثُوْنَۙwa lā tukhzinī yauma yub'aṡụndan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
  88. يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ yauma lā yanfa'u māluw wa lā banụn(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,
  89. اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ illā man atallāha biqalbin salīmkecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
  90. وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ wa uzlifatil-jannatu lil-muttaqīndan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa,
  91. وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغٰوِيْنَ ۙ wa burrizatil-jaḥīmu lil-gāwīndan neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang sesat,”
  92. وَقِيْلَ لَهُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُوْنَ ۙ wa qīla lahum aina mā kuntum ta'budụndan dikatakan kepada mereka, “Di mana berhala-berhala yang dahulu kamu sembah,
  93. مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗهَلْ يَنْصُرُوْنَكُمْ اَوْ يَنْتَصِرُوْنَ ۗ min dụnillāh, hal yanṣurụnakum au yantaṣirụnselain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?”
  94. فَكُبْكِبُوْا فِيْهَا هُمْ وَالْغَاوٗنَ ۙ fakubkibụ fīhā hum wal-gāwụnMaka mereka (sesembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang sesat,
  95. وَجُنُوْدُ اِبْلِيْسَ اَجْمَعُوْنَ ۗ wa junụdu iblīsa ajma'ụndan bala tentara Iblis semuanya.
  96. قَالُوْا وَهُمْ فِيْهَا يَخْتَصِمُوْنَ qālụ wa hum fīhā yakhtaṣimụnMereka berkata sambil bertengkar di dalamnya (neraka),
  97. تَاللّٰهِ اِنْ كُنَّا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ۙ tallāhi ing kunnā lafī ḍalālim mubīn”Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,
  98. اِذْ نُسَوِّيْكُمْ بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ iż nusawwīkum birabbil-'ālamīnkarena kita mempersamakan kamu (berhala-berhala) dengan Tuhan seluruh alam.
  99. وَمَآ اَضَلَّنَآ اِلَّا الْمُجْرِمُوْنَ wa mā aḍallanā illal-mujrimụnDan tidak ada yang menyesatkan kita kecuali orang-orang yang berdosa.
  100. فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِيْنَ ۙ fa mā lanā min syāfi'īnMaka sehingga (sekarang) kita tidak mempunyai pemberi syafaat (penolong),
  101. وَلَا صَدِيْقٍ حَمِيْمٍ wa lā ṣadīqin ḥamīmdan tidak pula mempunyai teman yang akrab,
  102. فَلَوْ اَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ falau anna lanā karratan fa nakụna minal-mu`minīnMaka seandainya kita dapat kembali (ke dunia) niscaya kita menjadi orang-orang yang beriman.”
  103. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  104. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu benar-benar Dialah Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  105. كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوْحِ ِۨالْمُرْسَلِيْنَ ۚ każżabat qaumu nụḥinil-mursalīnKaum Nuh telah mendustakan para rasul.
  106. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ نُوْحٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum nụḥun alā tattaqụnKetika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  107. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  108. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِۚ fattaqullāha wa aṭī'ụnMaka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  109. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۚ wa mā as`alukum 'alaihi min ajr, in ajriya illā 'alā rabbil-'ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  110. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ fattaqullāha wa aṭī'ụnMaka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.”
  111. ۞ قَالُوْٓا اَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْاَرْذَلُوْنَ ۗ qālū a nu`minu laka wattaba'akal-arżalụnMereka berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina?”
  112. قَالَ وَمَا عِلْمِيْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۚ qāla wa mā 'ilmī bimā kānụ ya'malụnDia (Nuh) menjawab, “Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan.
  113. اِنْ حِسَابُهُمْ اِلَّا عَلٰى رَبِّيْ لَوْ تَشْعُرُوْنَ ۚ in ḥisābuhum illā 'alā rabbī lau tasy'urụnPerhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, jika kamu menyadari.
  114. وَمَآ اَنَا۠ بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ wa mā ana biṭāridil-mu`minīnDan aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.
  115. اِنْ اَنَا۠ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۗ in ana illā nażīrum mubīnAku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas.”
  116. قَالُوْا لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ يٰنُوْحُ لَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْمَرْجُوْمِيْنَۗ qālụ la`il lam tantahi yā nụḥu latakụnanna minal-marjụmīnMereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati).”
  117. قَالَ رَبِّ اِنَّ قَوْمِيْ كَذَّبُوْنِۖ qāla rabbi inna qaumī każżabụnDia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh kaumku telah mendustakan aku;
  118. فَافْتَحْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَّنَجِّنِيْ وَمَنْ مَّعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ faftaḥ bainī wa bainahum fat-ḥaw wa najjinī wa mam ma'iya minal-mu`minīnmaka berilah keputusan antara aku dengan mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman bersamaku.”
  119. فَاَنْجَيْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِ fa anjaināhu wa mam ma'ahụ fil-fulkil-masy-ḥụnKemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan.
  120. ثُمَّ اَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبٰقِيْنَ ṡumma agraqnā ba'dul-bāqīnKemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.
  121. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  122. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  123. كَذَّبَتْ عَادُ ِۨالْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżabat 'ādunil-mursalīn(Kaum) ‘Ad telah mendustakan para rasul.
  124. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ هُوْدٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum hụdun alā tattaqụnKetika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  125. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  126. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī'ụnkarena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  127. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum 'alaihi min ajr, in ajriya illā 'alā rabbil-'ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  128. اَتَبْنُوْنَ بِكُلِّ رِيْعٍ اٰيَةً تَعْبَثُوْنَ ۙ a tabnụna bikulli rī'in āyatan ta'baṡụnApakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati,
  129. وَتَتَّخِذُوْنَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُوْنَۚ wa tattakhiżụna maṣāni'a la'allakum takhludụndan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal?
  130. وَاِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِيْنَۚ wa iżā baṭasytum baṭasytum jabbārīnDan apabila kamu menyiksa, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis.
  131. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِۚ fattaqullāha wa aṭī'ụnMaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,
  132. وَاتَّقُوا الَّذِيْٓ اَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُوْنَ ۚwattaqullażī amaddakum bimā ta'lamụndan tetaplah kamu bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.
  133. اَمَدَّكُمْ بِاَنْعَامٍ وَّبَنِيْنَۙ amaddakum bi`an'āmiw wa banīnDia (Allah) telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak dan anak-anak,
  134. وَجَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۚ wa jannātiw wa 'uyụndan kebun-kebun, dan mata air,
  135. اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ۗ innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumin 'aẓīmsesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar.”
  136. قَالُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْنَآ اَوَعَظْتَ اَمْ لَمْ تَكُنْ مِّنَ الْوَاعِظِيْنَ ۙ qālụ sawā`un 'alainā a wa'aẓta am lam takum minal-wā'iẓīnMereka menjawab, “Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat,
  137. اِنْ هٰذَآ اِلَّا خُلُقُ الْاَوَّلِيْنَ ۙ in hāżā illā khuluqul-awwalīn(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
  138. وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ ۚ wa mā naḥnu bimu'ażżabīndan kami (sama sekali) tidak akan diazab.”
  139. فَكَذَّبُوْهُ فَاَهْلَكْنٰهُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ fa każżabụhu fa ahlaknāhum, inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnMaka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami binasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  140. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُwa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  141. كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ الْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżabat ṡamụdul-mursalīnKaum Samud telah mendustakan para rasul.
  142. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ صٰلِحٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum ṣāliḥun alā tattaqụnKetika saudara mereka Saleh berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  143. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  144. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī'ụnkarena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  145. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum 'alaihi min ajr, in ajriya illā 'alā rabbil-'ālamīnDan aku tidak meminta sesuatu imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  146. اَتُتْرَكُوْنَ فِيْ مَا هٰهُنَآ اٰمِنِيْنَ ۙ a tutrakụna fī mā hāhunā āminīnApakah kamu (mengira) akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman,
  147. فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ fī jannātiw wa 'uyụndi dalam kebun-kebun dan mata air,
  148. وَّزُرُوْعٍ وَّنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيْمٌ ۚ wa zurụ'iw wa nakhlin ṭal'uhā haḍīmdan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut.
  149. وَتَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا فٰرِهِيْنَ wa tan-ḥitụna minal-jibāli buyụtan fārihīnDan kamu pahat dengan terampil sebagian gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah;
  150. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī'ụnmaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
  151. وَلَا تُطِيْعُوْٓا اَمْرَ الْمُسْرِفِيْنَ ۙ wa lā tuṭī'ū amral-musrifīndan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas,
  152. الَّذِيْنَ يُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ allażīna yufsidụna fil-arḍi wa lā yuṣliḥụnyang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan.”
  153. قَالُوْٓا اِنَّمَآ اَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِيْنَ ۙ qālū innamā anta minal-musaḥḥarīnMereka berkata, “Sungguh, engkau hanyalah termasuk orang yang kena sihir;
  154. مَآ اَنْتَ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ فَأْتِ بِاٰيَةٍ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ mā anta illā basyarum miṡlunā fa`ti bi`āyatin ing kunta minaṣ-ṣādiqīnengkau hanyalah manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mukjizat jika engkau termasuk orang yang benar.”
  155. قَالَ هٰذِهٖ نَاقَةٌ لَّهَا شِرْبٌ وَّلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ ۚ qāla hāżihī nāqatul lahā syirbuw wa lakum syirbu yaumim ma'lụmDia (Saleh) menjawab, “Ini seekor unta betina, yang berhak mendapatkan (giliran) minum, dan kamu juga berhak mendapatkan minum pada hari yang ditentukan.
  156. وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيْمٍ wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābu yaumin 'aẓīmDan jangan kamu menyentuhnya (unta itu) dengan sesuatu kejahatan, nanti kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat.”
  157. فَعَقَرُوْهَا فَاَصْبَحُوْا نٰدِمِيْنَ ۙ fa 'aqarụhā fa aṣbaḥụ nādimīnKemudian mereka membunuhnya, lalu mereka merasa menyesal,
  158. فَاَخَذَهُمُ الْعَذَابُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ fa akhażahumul-'ażāb, inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnmaka mereka ditimpa azab. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  159. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  160. كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوْطِ ِۨالْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżabat qaumu lụṭinil-mursalīnKaum Lut telah mendustakan para rasul,
  161. اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ لُوْطٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum akhụhum lụṭun alā tattaqụnketika saudara mereka Lut berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”
  162. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  163. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī'ụnmaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
  164. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum 'alaihi min ajrin in ajriya illā 'alā rabbil-'ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  165. اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعٰلَمِيْنَ ۙ a ta`tụnaż-żukrāna minal-'ālamīnMengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks),
  166. وَتَذَرُوْنَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ عٰدُوْنَ wa tażarụna mā khalaqa lakum rabbukum min azwājikum, bal antum qaumun 'ādụndan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang melampaui batas.”
  167. قَالُوْا لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ يٰلُوْطُ لَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِيْنَ qālụ la`il lam tantahi yā lụṭu latakụnanna minal-mukhrajīnMereka menjawab, “Wahai Lut! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk orang-orang yang terusir.”
  168. قَالَ ِانِّيْ لِعَمَلِكُمْ مِّنَ الْقَالِيْنَ ۗqāla innī li'amalikum minal-qālīnDia (Lut) berkata, “Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.”
  169. رَبِّ نَجِّنِيْ وَاَهْلِيْ مِمَّا يَعْمَلُوْنَ rabbi najjinī wa ahlī mimmā ya'malụn(Lut berdoa), “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.”
  170. فَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ ۙ fa najjaināhu wa ahlahū ajma'īnLalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua,
  171. اِلَّا عَجُوْزًا فِى الْغٰبِرِيْنَ ۚ illā 'ajụzan fil-gābirīnkecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
  172. ثُمَّ دَمَّرْنَا الْاٰخَرِيْنَ ۚ ṡumma dammarnal-ākharīnKemudian Kami binasakan yang lain.
  173. وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۚ فَسَاۤءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِيْنَ wa amṭarnā 'alaihim maṭarā, fa sā`a maṭarul-munżarīnDan Kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka betapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
  174. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  175. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُwa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  176. كَذَّبَ اَصْحٰبُ لْـَٔيْكَةِ الْمُرْسَلِيْنَ ۖ każżaba aṣ-ḥābul-aikatil-mursalīnPenduduk Aikah telah mendustakan para rasul;
  177. اِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ iż qāla lahum syu'aibun alā tattaqụnketika Syuaib berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
  178. اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ innī lakum rasụlun amīnSungguh, aku adalah rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
  179. فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ fattaqullāha wa aṭī'ụnmaka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
  180. وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa mā as`alukum 'alaihi min ajrin in ajriya illā 'alā rabbil-'ālamīnDan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
  181. ۞ اَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُخْسِرِيْنَ ۚ auful-kaila wa lā takụnụ minal-mukhsirīnSempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain.
  182. وَزِنُوْا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيْمِ ۚ wa zinụ bil-qisṭāsil-mustaqīmDan timbanglah dengan timbangan yang benar.
  183. وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ۚ wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīnDan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi;
  184. وَاتَّقُوا الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْاَوَّلِيْنَ ۗ wattaqullażī khalaqakum wal-jibillatal-awwalīndan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu.”
  185. قَالُوْٓا اِنَّمَآ اَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِيْنَ ۙ qālū innamā anta minal-musaḥḥarīnMereka berkata, “Engkau tidak lain hanyalah orang-orang yang kena sihir.
  186. وَمَآ اَنْتَ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَاِنْ نَّظُنُّكَ لَمِنَ الْكٰذِبِيْنَ ۚ wa mā anta illā basyarum miṡlunā wa in naẓunnuka laminal-kāżibīnDan engkau hanyalah manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin engkau termasuk orang-orang yang berdusta.
  187. فَاَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِّنَ السَّمَاۤءِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ ۗ fa asqiṭ 'alainā kisafam minas-samā`i ing kunta minaṣ-ṣādiqīnMaka jatuhkanlah kepada kami gumpalan dari langit, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.”
  188. قَالَ رَبِّيْٓ اَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ qāla rabbī a'lamu bimā ta'malụnDia (Syuaib) berkata, “Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
  189. فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ fa każżabụhu fa akhażahum 'ażābu yaumiẓ-ẓullah, innahụ kāna 'ażāba yaumin 'aẓīmKemudian mereka mendustakannya (Syuaib), lalu mereka ditimpa azab pada hari yang gelap. Sungguh, itulah azab pada hari yang dahsyat.
  190. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīnSungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
  191. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ wa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīmDan sungguh, Tuhanmu, Dialah yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  192. وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ wa innahụ latanzīlu rabbil-'ālamīnDan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam,
  193. نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ nazala bihir-rụḥul-amīnYang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril),
  194. عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ 'alā qalbika litakụna minal-munżirīnke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan,
  195. بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ bilisānin 'arabiyyim mubīndengan bahasa Arab yang jelas.
  196. وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ wa innahụ lafī zuburil-awwalīnDan sungguh, (Al-Qur'an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu.
  197. اَوَلَمْ يَكُنْ لَّهُمْ اٰيَةً اَنْ يَّعْلَمَهٗ عُلَمٰۤؤُا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ a wa lam yakul lahum āyatan ay ya'lamahụ 'ulamā`u banī isrā`īlApakah tidak (cukup) menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?
  198. وَلَوْ نَزَّلْنٰهُ عَلٰى بَعْضِ الْاَعْجَمِيْنَ ۙ walau nazzalnāhu 'alā ba'ḍil-a'jamīnDan seandainya (Al-Qur'an) itu Kami turunkan kepada sebagian dari golongan bukan Arab,
  199. فَقَرَاَهٗ عَلَيْهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ مُؤْمِنِيْنَ ۗ faqara`ahụ 'alaihim mā kānụ bihī mu`minīnlalu dia membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak juga akan beriman kepadanya.
  200. كَذٰلِكَ سَلَكْنٰهُ فِيْ قُلُوْبِ الْمُجْرِمِيْنَ ۗ każālika salaknāhu fī qulụbil-mujrimīnDemikianlah, Kami masukkan (sifat dusta dan ingkar) ke dalam hati orang-orang yang berdosa,
  201. لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ lā yu`minụna bihī ḥattā yarawul-'ażābal-alīmmereka tidak akan beriman kepadanya, hingga mereka melihat azab yang pedih,
  202. فَيَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۙ fa ya`tiyahum bagtataw wa hum lā yasy'urụnmaka datang azab kepada mereka secara mendadak, ketika mereka tidak menyadarinya,
  203. فَيَقُوْلُوْا هَلْ نَحْنُ مُنْظَرُوْنَ ۗ fa yaqụlụ hal naḥnu munẓarụnlalu mereka berkata, “Apakah kami diberi penangguhan waktu?”
  204. اَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُوْنَ a fa bi'ażābinā yasta'jilụnBukankah mereka yang meminta agar azab Kami dipercepat?
  205. اَفَرَءَيْتَ اِنْ مَّتَّعْنٰهُمْ سِنِيْنَ ۙ a fa ra`aita im matta'nāhum sinīnMaka bagaimana pendapatmu jika kepada mereka Kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun,
  206. ثُمَّ جَاۤءَهُمْ مَّا كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ۙ ṡumma jā`ahum mā kānụ yụ'adụnkemudian datang kepada mereka azab yang diancamkan kepada mereka,
  207. مَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يُمَتَّعُوْنَ ۗ mā agnā 'an-hum mā kānụ yumatta'ụnniscaya tidak berguna bagi mereka kenikmatan yang mereka rasakan.
  208. وَمَآ اَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ اِلَّا لَهَا مُنْذِرُوْنَ ۖ wa mā ahlaknā ming qaryatin illā lahā munżirụnDan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri, kecuali setelah ada orang-orang yang memberi peringatan kepadanya;
  209. ذِكْرٰىۚ وَمَا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ żikrā, wa mā kunnā ẓālimīnuntuk (menjadi) peringatan. Dan Kami tidak berlaku zalim.
  210. وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ الشَّيٰطِيْنُ wa mā tanazzalat bihisy-syayāṭīnDan (Al-Qur'an) itu tidaklah dibawa turun oleh setan-setan.
  211. وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ۗ wa mā yambagī lahum wa mā yastaṭī'ụnDan tidaklah pantas bagi mereka (Al-Qur'an itu), dan mereka pun tidak akan sanggup.
  212. اِنَّهُمْ عَنِ السَّمْعِ لَمَعْزُوْلُوْنَ ۗ innahum 'anis-sam'i lama'zụlụnSesungguhnya untuk mendengarkannya pun mereka dijauhkan.
  213. فَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتَكُوْنَ مِنَ الْمُعَذَّبِيْنَfa lā tad'u ma'allāhi ilāhan ākhara fa takụna minal-mu'ażżabīnMaka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan selain Allah, nanti kamu termasuk orang-orang yang diazab.
  214. وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ wa anżir 'asyīratakal-aqrabīnDan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat,
  215. وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ wakhfiḍ janāḥaka limanittaba'aka minal-mu`minīndan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.
  216. فَاِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ۚ fa in 'aṣauka fa qul innī barī`um mimmā ta'malụnKemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”
  217. وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ ۙ wa tawakkal 'alal-'azīzir-raḥīmDan bertawakallah kepada (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
  218. الَّذِيْ يَرٰىكَ حِيْنَ تَقُوْمُ allażī yarāka ḥīna taqụmYang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk salat),
  219. وَتَقَلُّبَكَ فِى السّٰجِدِيْنَ wa taqallubaka fis-sājidīndan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud.
  220. اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ innahụ huwas-samī'ul-'alīmSungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
  221. هَلْ اُنَبِّئُكُمْ عَلٰى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيٰطِيْنُ ۗ hal unabbi`ukum 'alā man tanazzalusy-syayāṭīnMaukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun?
  222. تَنَزَّلُ عَلٰى كُلِّ اَفَّاكٍ اَثِيْمٍ ۙ tanazzalu 'alā kulli affākin aṡīmMereka (setan) turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa,
  223. يُّلْقُوْنَ السَّمْعَ وَاَكْثَرُهُمْ كٰذِبُوْنَ ۗ yulqụnas-sam'a wa akṡaruhum kāżibụnmereka menyampaikan hasil pendengaran mereka, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang pendusta.
  224. وَالشُّعَرَاۤءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوٗنَ ۗ wasy-syu'arā`u yattabi'uhumul-gāwụnDan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
  225. اَلَمْ تَرَ اَنَّهُمْ فِيْ كُلِّ وَادٍ يَّهِيْمُوْنَ ۙ a lam tara annahum fī kulli wādiy yahīmụnTidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah,
  226. وَاَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ مَا لَا يَفْعَلُوْنَ ۙ wa annahum yaqụlụna mā lā yaf'alụndan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?
  227. اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَذَكَرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّانْتَصَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا ۗوَسَيَعْلَمُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اَيَّ مُنْقَلَبٍ يَّنْقَلِبُوْنَ illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa żakarullāha kaṡīraw wantaṣarụ mim ba'di mā ẓulimụ, wa saya'lamullażīna ẓalamū ayya mungqalabiy yangqalibụnKecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir). Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.
Advertisement

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Iklan

Close x