Surat Ad Dukhaan (Kabut) 59 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan
Advertisement
Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000
Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!
Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!
Read More Beli Paket
Advertisement
Surat Ad Dukhaan (Kabut) 59 Ayat - Al Qur'an dan Terjemahan | Surat Ad Dukhaan terdiri atas 59 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah Az Zukhruf.
Dinamai Ad Dukhaan (kabut), diambil dari perkataan Dukhaan yang terdapat pada ayat 10 surat ini.
Menurut riwayat Bukhari secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut: Orang-orang kafir Mekah dalam menghalang-halangi agama Islam dan menyakiti serta mendurhakai Nabi Muhammad s.a.w. sudah melewati batas, karena itu Nabi mendoa kepada Allah agar diturunkan azab sebagaimana yang telah diturunkan kepada orang-orang yang durhaka kepada Nabi Yusuf yaitu musim kemarau yang panjang. Do'a Nabi itu dikabulkan Allah sampai orang-orang kafir memakan tulang dan bangkai, karena kelaparan. Mereka selalu menengadah ke langit mengharap pertolongan Allah. Tetapi tidak satupun yang mereka lihat kecuali kabut yang menutupi pandangan mereka.
Akhirnya mereka datang kepada Nabi agar Nabi memohon kepada Allah supaya hujan diturunkan. Setelah Allah mengabulkan doa Nabi, dan hujan di turunkan, mereka kembali kafir seperti semula; karena itu Allah menyatakan bahwa nanti mereka akan diazab dengan azab yang pedih.
Pokok-pokok isinya.
1. Keimanan:
Dalil-dalil atas kenabian Muhammad s.a.w.; huru-hara dan kehebatan hari kiamat; pada hari kiamat hanya amal-amal seseorang yang dapat menolongnya; azab dan penderitaan yang ditemui orang-orang kafir di akhirat serta nikmat dan kesenangan yang diterima orang-orang mukmin.
2. Hukum-hukum:
Kisah Musa a.s dengan Fir'aun dan kaumnya.
3. Dan lain-lain:
Permulaan turunnya Al Quran pada malam lailatul Qadar; orang-orang kafir hanya beriman kalau mereka ditimpa bahaya, kalau bahaya telah hilang mereka kafir kembali; dalam penciptaan langit dan bumi itu terdapat hikmat yang besar.
Surat Ad Dukhaan dimulai dengan menyebut keagungan Al Quran. Kaum Quraisy karena tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad s.a.w., Nabi mendoakan agar didatangkan musim kemarau yang panjang, kemudian mereka beriman dan mengharap agar Nabi mendoa kepada Allah agar diturunkan hujan, setelah hujan diturunkan, mereka kafir kembali, lalu mereka diancam Allah dengan kehancuran. Kisah Fir'aun dan kaumnya disebutkan di sini sebagai peringatan bagi mereka.
HUBUNGAN SURAT AD DUKHAAN DENGAN SURAT AL JAATSIAH
Kedua surat ini hampir sama isi dan maksudnya, seperti menjelaskan keterangan mengenai adanya Allah dan kekuasaan-Nya, sikap orang kafir terhadap seruan Nabi Muhammad s.a.w., ancaman kepada orang-orang kafir dan siksaan hebat yang mereka derita pada hari kiamat.
Surat Ad-Dukhan
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- حٰمۤ ۚ ḥā mīmHa Mim
- وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ wal-kitābil-mubīnDemi Kitab (Al-Qur'an) yang jelas,
- اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَinnā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīnsesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. ) Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.
- فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ fīhā yufraqu kullu amrin ḥakīmPada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,
- اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ amram min 'indinā, innā kunnā mursilīn(yaitu) urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul,
- رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ raḥmatam mir rabbik, innahụ huwas-samī'ul-'alīmsebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui,
- رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۘ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَrabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā, ing kuntum mụqinīnTuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu orang-orang yang meyakini.
- لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗرَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَlā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumīt, rabbukum wa rabbu ābā`ikumul-awwalīnTidak ada tuhan selain Dia, Dia yang menghidupkan dan mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu dahulu.
- بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ يَّلْعَبُوْنَbal hum fī syakkiy yal'abụnTetapi mereka dalam keraguan, mereka bermain-main.
- فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ fartaqib yauma ta`tis-samā`u bidukhānim mubīnMaka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,
- يَغْشَى النَّاسَۗ هٰذَا عَذَابٌ اَلِيْمٌ yagsyan-nās, hāżā 'ażābun alīmyang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.
- رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ اِنَّا مُؤْمِنُوْنَ rabbanaksyif 'annal-'ażāba innā mu`minụn(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh, kami akan beriman.”
- اَنّٰى لَهُمُ الذِّكْرٰى وَقَدْ جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مُّبِيْنٌۙ annā lahumuż-żikrā wa qad jā`ahum rasụlum mubīnBagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang Rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka,
- ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوْا مُعَلَّمٌ مَّجْنُوْنٌۘ ṡumma tawallau 'an-hu wa qālụ mu'allamum majnụnkemudian mereka berpaling darinya dan berkata, “Dia itu orang yang menerima ajaran (dari orang lain) dan orang gila.”
- اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ innā kāsyiful-'ażābi qalīlan innakum 'ā`idụnSungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar).
- يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَyauma nabṭisyul-baṭsyatal-kubrā, innā muntaqimụn(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.
- ۞ وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ كَرِيْمٌۙ wa laqad fatannā qablahum qauma fir'auna wa jā`ahum rasụlung karīmDan sungguh, sebelum mereka Kami benar-benar telah menguji kaum Fir’aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia,
- اَنْ اَدُّوْٓا اِلَيَّ عِبَادَ اللّٰهِ ۗاِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌۙ an addū ilayya 'ibādallāh, innī lakum rasụlun amīn(dengan berkata), “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya,
- وَّاَنْ لَّا تَعْلُوْا عَلَى اللّٰهِ ۚاِنِّيْٓ اٰتِيْكُمْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۚ wa al lā ta'lụ 'alallāh, innī ātīkum bisulṭānim mubīndan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.
- وَاِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ اَنْ تَرْجُمُوْنِۚ wa innī 'użtu birabbī wa rabbikum an tarjumụnDan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku,
- وَاِنْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا لِيْ فَاعْتَزِلُوْنِ wa il lam tu`minụ lī fa'tazilụndan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil).”
- فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمٌ مُّجْرِمُوْنَ fa da'ā rabbahū anna hā`ulā`i qaumum mujrimụnKemudian dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya, “Sungguh, mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka).”
- فَاَسْرِ بِعِبَادِيْ لَيْلًا اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَۙ fa asri bi'ibādī lailan innakum muttaba'ụn(Allah berfirman), “Karena itu berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,
- وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًاۗ اِنَّهُمْ جُنْدٌ مُّغْرَقُوْنَ watrukil-baḥra rahwā, innahum jundum mugraqụndan biarkanlah laut itu terbelah. Sesungguhnya mereka, bala tentara yang akan ditenggelamkan.”
- كَمْ تَرَكُوْا مِنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ kam tarakụ min jannātiw wa 'uyụnBetapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan,
- وَّزُرُوْعٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍۙ wa zurụ'iw wa maqāming karīmjuga kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah,
- وَّنَعْمَةٍ كَانُوْا فِيْهَا فٰكِهِيْنَۙ wa na'mating kānụ fīhā fākihīndan kesenangan-kesenangan yang dapat mereka nikmati di sana,
- كَذٰلِكَ ۗوَاَوْرَثْنٰهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَۚkażālik, wa auraṡnāhā qauman ākharīndemikianlah, dan Kami wariskan (semua) itu kepada kaum yang lain.
- فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُۗ وَمَا كَانُوْا مُنْظَرِيْنَfa mā bakat 'alaihimus-samā`u wal-arḍ, wa mā kānụ munẓarīnMaka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu.
- وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۙ wa laqad najjainā banī isrā`īla minal-'ażābil-muhīnDan sungguh, telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan,
- مِنْ فِرْعَوْنَ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَالِيًا مِّنَ الْمُسْرِفِيْنَ min fir'aụn, innahụ kāna 'āliyam minal-musrifīndari (siksaan) Fir‘aun, sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas.
- وَلَقَدِ اخْتَرْنٰهُمْ عَلٰى عِلْمٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ۚ wa laqadikhtarnāhum 'alā 'ilmin 'alal-'ālamīnDan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami) di atas semua bangsa (pada masa itu).
- وَاٰتَيْنٰهُمْ مِّنَ الْاٰيٰتِ مَا فِيْهِ بَلٰۤـؤٌا مُّبِيْنٌ wa ātaināhum minal-āyāti mā fīhi balā`um mubīnDan telah Kami berikan kepada mereka di antara tanda-tanda (kebesaran Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata.
- اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَيَقُوْلُوْنَۙ inna hā`ulā`i layaqụlụnSesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu pasti akan berkata,
- اِنْ هِيَ اِلَّا مَوْتَتُنَا الْاُوْلٰى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِيْنَ in hiya illā mautatunal-ụlā wa mā naḥnu bimunsyarīn”Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami tidak akan dibangkitkan,
- فَأْتُوْا بِاٰبَاۤىِٕنَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ fa`tụ bi`ābā`inā ing kuntum ṣādiqīnmaka hadirkanlah (kembali) nenek moyang kami jika kamu orang yang benar.”
- اَهُمْ خَيْرٌ اَمْ قَوْمُ تُبَّعٍۙ وَّالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ اَهْلَكْنٰهُمْ اِنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَa hum khairun am qaumu tubba'iw wallażīna ming qablihim, ahlaknāhum innahum kānụ mujrimīnApakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba‘, dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka itu adalah orang-orang yang sungguh berdosa.
- وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَwa mā khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā lā'ibīnDan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.
- مَا خَلَقْنٰهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَmā khalaqnāhumā illā bil-ḥaqqi wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụnTidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
- اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيْقَاتُهُمْ اَجْمَعِيْنَ ۙ inna yaumal-faṣli mīqātuhum ajma'īnSungguh, pada hari keputusan (hari Kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya,
- يَوْمَ لَا يُغْنِيْ مَوْلًى عَنْ مَّوْلًى شَيْـًٔا وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَۙ yauma lā yugnī maulan 'am maulan syai`aw wa lā hum yunṣarụn(yaitu) pada hari (ketika) seorang teman sama sekali tidak dapat memberi manfaat kepada teman lainnya dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,
- اِلَّا مَنْ رَّحِمَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ illā mar raḥimallāh, innahụ huwal-'azīzur-raḥīmKecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang.
- اِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّوْمِۙinna syajarataz-zaqqụmSungguh pohon zaqqum itu,
- طَعَامُ الْاَثِيْمِ ۛ ṭa'āmul-aṡīmmakanan bagi orang yang banyak dosa.
- كَالْمُهْلِ ۛ يَغْلِيْ فِى الْبُطُوْنِۙ kal-muhli yaglī fil-buṭụnSeperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut,
- كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ ۗkagalyil-ḥamīmseperti mendidihnya air yang sangat panas.
- خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ اِلٰى سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِۙ khużụhu fa'tilụhu ilā sawā`il-jaḥīm”Peganglah dia kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka,
- ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهٖ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِۗṡumma ṣubbụ fauqa ra`sihī min 'ażābil-ḥamīmkemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas.”
- ذُقْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ żuq, innaka antal-'azīzul-karīm”Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia.”
- اِنَّ هٰذَا مَا كُنْتُمْ بِهٖ تَمْتَرُوْنَ inna hāżā mā kuntum bihī tamtarụnSungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan.
- اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ مَقَامٍ اَمِيْنٍۙinnal-muttaqīna fī maqāmin amīnSungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
- فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙfī jannātiw wa 'uyụn(yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air,
- يَّلْبَسُوْنَ مِنْ سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَقٰبِلِيْنَۚyalbasụna min sundusiw wa istabraqim mutaqābilīnmereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadapan,
- كَذٰلِكَۗ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍۗ każālik, wa zawwajnāhum biḥụrin 'īndemikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.
- يَدْعُوْنَ فِيْهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ اٰمِنِيْنَۙ yad'ụna fīhā bikulli fākihatin āminīnDi dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tenteram,
- لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا الْمَوْتَ اِلَّا الْمَوْتَةَ الْاُوْلٰىۚ وَوَقٰىهُمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِۙ lā yażụqụna fīhal-mauta illal-mautatal-ụlā, wa waqāhum 'ażābal-jaḥīmmereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka,
- فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكَۚ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُfaḍlam mir rabbik, żālika huwal-fauzul-'aẓīmitu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung.
- فَاِنَّمَا يَسَّرْنٰهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَfa innamā yassarnāhu bilisānika la'allahum yatażakkarụnSungguh, Kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan bahasamu agar mereka mendapat pelajaran.
- فَارْتَقِبْ اِنَّهُمْ مُّرْتَقِبُوْنَࣖfartaqib innahum murtaqibụnMaka tunggulah; sungguh, mereka itu (juga sedang) menunggu.
Advertisement