ZIKIR JAHR SETELAH SHALAT 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad

Advertisement

Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000


Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!

Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!

Read More Beli Paket
Advertisement
MASALAH KE-23: ZIKIR JAHR SETELAH SHALAT | 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad

ZIKIR JAHR SETELAH SHALAT 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad 37 masalah populer ustadz abdul somad pdf  77 masalah populer abdul somad  99 masalah populer abdul somad  99 masalah populer abdul somad pdf  free download 37 masalah populer  37 masalah populer abdul somad pdf download  buku ustadz abdul somad pdf  buku abdul somad pdf

Zikir Jahr Setelah Shalat
عن ابن عباس رضي اللَّ عنهما قال : كنتُ أعرفُ انقضاء صلاة رسول اللَّ صلى اللَّ عليه وسلم بالتكبير .
وفي رواية مسلم " كن ا " وفي رواية في صحيحيهما عن ابن عباس رضي اللَّ عنهما : أن رفاَ الصوت بالذكر حين ينصرفُ
النَّاسُ من المكتوبة كانَ على عهدِ رسول اللَّ صلى اللَّ عليه وسلم .
وقال ابن عباس : كنتُ أعلمُ إذا انصرفوا بذلك إذا سمعتهُ

Telah diriwayatkan kepada kami dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
“Aku mengetahui bahwa shalat Rasulullah Saw telah selesai ketika terdengar suara takbir”.



Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Kami mengetahui”.
Dalam riwayat lain dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya mengeraskan suara ketika berzikir selesai shalat wajib telah dilakukan sejak masa Rasulullah Saw”.
Ibnu Abbas berkata, “Saya mengetahui bahwa mereka telah selesai melaksanakan shalat ketika saya mendengarnya”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Pendapat Syekh Ibnu ‘Utsaimin:
السيال: فضيلة الشيخ: ما حكم رفا الصوت بالذكر عقب الصلاة المكتوبة؟
الشيخ: سنة، إلا إذا كان إلى جنبك رجل يتم وتخشى إن رفعت الصوت أن تشوش عليه فلا ترفا صوتك.

السائل: والدليل يا شيخ؟ الشيخ: الدليل حديث عبد الله بن عباس رضي الله عنهما في صحيح البخاري قال:
(كان رفا الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة على عهد النبي صلى الله عليه وسلم، وكنت أعرف انقضاء صلاتي بذلك)

Penanya:
Syekh yang mulia, apa hukum mengangkat suara berzikir setelah shalat wajib?

Syekh Ibnu ‘Utsaimin:
Sunnah, kecuali jika di samping anda ada seseorang yang menyempurnakan shalat dan anda khawatir jika anda mengangkat suara anda akan mengganggunya, maka jangan keraskan suara anda.

Penanya: Dalilnya syekh?
Syekh Ibnu ‘Utsaimin:

Hadits Abdullah bin Abbas dalam Shahih al-Bukhari: “Mengangkat suara berzikir ketika setelah selesai shalat wajib telah ada pada masa Rasulullah Saw, saya mengetahui shalat telah selesai dengan itu”238.

 KEUTAMAAN ZIKIR JAHR BERAMAI-RAMAI.
Banyak ayat-ayat al-Qur’an menyebut kata zikir dalam bentuk jamak.
Firman Allah Swt:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَََّّ قِيَامًا وَقُعوُدًا وَعَلَى جُنوُبِهِمْ



“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring”. (Qs. Al ‘Imran [3]: 191).
Firman Allah Swt:

وَالذَّاكِرِينَ اللَََّّ كَثِيرًا وَالذَّاكِ رَاتِ أَعَدَّ اللََُّّ لَهُمْ مَغْعِرَةً وَأجَْرًا عَظِيمًا

“Laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (Qs. Al-Ahzab [33]: 35).

Firman Allah Swt:

يَا أيَُّهَا الَّذِينَ آمََنُوا اذْكُرُوا اللَََّّ ذِكْرًا كَثِيرًا ) 41 ( وَسَب حُوهُ بُكْرَةً وَأصَِيلًا ) 42 )

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (Qs. Al-Ahzab [33]: 41-42).


Hadits-Hadits Tentang Zikir Beramai-ramai.
Hadits Pertama:
« عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
إن لله ملائكة يطوفون في الطرق يتلمسون أهلالذكر فإذا وجدوا قوما يذكرون الله تنادوا هلموا إلى حاجتكم قال: فيحعونهم بأجنحتهم إلى السماء الدنيا قال: فيسألهم ربهم
وهو أعلم منهم: ما يقول عبادي؟ قال: يقولون يسبحونك ويكبرونك ويحمدونك ويمجدونك قال فيقول: هل رأوني؟ قال
فيقولون لا والله ما رأوك قال: فيقول: كيف لو رأوني؟ قال يقولون لو رأوك كانوا أشد لك عبادة وأشد لك تمجيدا وأكثر لك
تسبيحا قال يقول فما يسألوني؟ قال: يسألونك الجنة قال: يقول: وهل رأوها؟قال يقولون لا والله يا رب ما رأوها قال يقول
فكيف لو أنهم رأوها؟ قال فيقلون لو أنهم راوها كانوا أشد عليها حرصا وأشد لها طلبا وأعظم فيها رغبة قال فمم يتعوذون ؟
قال: يقولون من النار قال يقول وهل رأوها ؟ قال يقولون لا والله ما رأوها قال يقول فكيف لو رأوها؟ قال يقولون لو رأوها
كانوا أشد منها فرارا وأشد لها مخافة قال فيقول : فأشهدكم أني قد غعرت لهم قال يقول ملك من الملائكة فيهم فلان ليس
منهم إنما جاء لحاجة قال: هم الجلساء لا يشقى بهم جليسهم

 Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt memiliki para malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari ahli zikir, apabila para malaikat itu menemukan sekelompok orang berzikir, maka para malaikat itu saling memanggil: “Marilah kamu datang kepada apa yang kamu cari”. Para malaikat itu menutupi majlis zikir itu dengan sayap-sayap mereka hingga ke langit dunia. Tuhan mereka bertanya kepada mereka, Allah Maha Mengetahui daripada mereka: “Apa yang dikatakan hamba-hamba-Ku?”. Malaikat menjawab: “Mereka bertasbih mensucikan-Mu, bertakbir mengagungkan-Mu, bertahmid memuji-Mu, memuliakan-Mu”. Allah bertanya: “Apakah mereka pernah melihat Aku?”. Malaikat menjawab: “Demi Allah, mereka tidak pernah melihat Engkau”. Allah berkata: “Bagaimana jika mereka melihat Aku?”. Para malaikat menjawab: “Andai mereka melihat-Mu, tentulah ibadah mereka lebih kuat, pengagungan mereka lebih hebat, tasbih mereka lebih banyak”. Allah berkata: “Apa yang mereka mohon kepada-Ku?”. Malaikat menjawab: “Mereka memohon surga-Mu”. Allah berkata: “Apakah mereka pernah melihat surga?”. Malaikat menjawab: “Demi Allah, mereka tidak pernah melihatnya”. Allah berkata: “Bagaimana jika mereka melihatnya?”. Malaikat menjawab: “Andai mereka pernah melihat surga, pastilah mereka lebih bersemangat untuk mendapatkannya, lebih berusaha mencarinya dan lebih hebat keinginannya”. Allah berkata: “Apa yang mereka mohonkan supaya dijauhkan?”. Malaikat menjawab: “Mereka mohon dijauhkan dari neraka”. Allah berkata: “Apakah mereka pernah melihat neraka?”. Malaikat menjawab: “Demi Allah, mereka tidak pernah melihatnya”. Allah berkata: “Bagaimana jika mereka pernah melihatnya?”. Malaikat menjawab: “Pastilah mereka lebih kuat melarikan diri dari nereka dan lebih takut”. Allah berkata: “Aku persaksikan kepada kamu bahwa Aku telah mengampuni orang-orang yang berzikir itu”. Ada satu malaikat berkata: “Ada satu diantara mereka yang bukan golongan orang berzikir, mereka datang karena ada suatu keperluan saja”. Allah berkata: “Mereka adalah teman duduk yang tidak menyusahkan teman duduknya”. (HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan Ahmad bin Hanbal).

Hadits Kedua:
عن جابر رضي الله عنه قال: خر علينا النبي صلى الله عليه وآله وسلم فقال: يا أيها الناس إن لله سرايا مان الملائكاة
تحل وتقف على مجالس الذكر في الأرض فارتعوا في رياض الجنة قالوا وأين رياض الجنة؟ قال: مجالس الذكر فاغدوا
وروحوا في ذكر الله وذكروا أنعسكم من كان يحب أن يعلم منزلته عند الله فلينظر كيف منزلة الله عنده فإن الله ينزل العبد
منه حيث أنزله من نعسه.

Dari Jabir, ia berkata: “Rasulullah Saw keluar menemui kami, ia berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya Allah Swt memiliki sekelompok pasukan malaikat yang menempati dan berhenti di majlis-majlis zikir di atas bumi, maka nikmatilah taman-taman surga”. Para shahabat bertanya:  “Di manakah taman-taman surga itu?”. Rasulullah Saw menjawab: “Majlis-majlis zikir. Maka pergilah, bertenanglah dalam zikir kepada Allah dan jadikanlah diri kamu berzikir mengingat Allah. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaklah ia melihat bagaimana kedudukan Allah bagi dirinya. sesungguhnya Allah menempatkan seorang hamba di sisi-Nya sebagaimana hamba itu menempatkan Allah bagi dirinya”. (Hadits riwayat Al-Hakim dalam al-Mustadrak).
Komentar Imam al-Hakim terhadap hadits ini:

هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه

Hadits ini sanadnya shahih, tapi tidak disebutkan Imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab mereka.

Hadits Ketiga:
« وعن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
إذا مررتم برياض الجنة فارتعوا قالوا يا رساول الله
وما رياض الجنة؟ قال : حلق الذكر.

Dari Anas, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila kamu melewati taman surga, maka nikmatilah”, para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah taman surga itu?”. Rasulullah Saw menjawab: Halaqah-halaqah (lingkaran-lingkaran) majlis zikir”. (HR. At-Tirmidzi).
Komentar Syekh al-Albani terhadap hadits ini: Hadits Hasan. (Dalam Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi).

Hadits Keempat:
عن أبي سعيد الخدري قال خر معاوية إلى المسجد فقال ما يجلسكم قالوا جلسانا ناذكر الله قاال آلله ماا أجلساكم إلا ذاك قاالوا
والله ما أجلسنا إلا ذاك قال أما إني لم أستحلعكم تهمة لكم وما كان أحد بمنزلتي من رسول الله صلى الله عليه وسلم أقل حديثا
عنه مني إن رسول الله صلى الله عليه وسلم خر على حلقة من أصحابه فقال ما يجلسكم قالوا جلسنا ناذكر الله ونحماده لماا
هدانا للإسلام ومن علينا به فقال آلله ما أجلسكم إلا ذاك قالوا آلله ما أجلسنا إلا ذاك قال أما إناي لام أساتحلعكم لتهماة لكام إناه
أتاني جبريل فأخبرني أن الله يباهي بكم الملائكة

Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata: Mu’awiyah pergi ke masjid, ia berkata: “Apa yang membuat kamu duduk?”. Mereka menjawab: “Kami duduk berzikir mengingat Allah”. Ia bertanya: “Demi Allah, apakah kamu duduk hanya karena itu?”. Mereka menjawab: “Demi Allah, hanya itu yang membuat kami duduk”. Mu’awiyah berkata: “Aku meminta kamu bersumpah, bukan karena aku menuduh kamu, tidak seorang pun yang kedudukannya seperti aku bagi Rasulullah Saw yang hadits riwayatnya lebih sedikit daripada aku, sesungguhnya Rasulullah Saw keluar menemui halaqah (lingkaran) majlis zikir para shahabatnnya, Rasulullah Saw bertanya: “Apa yang membuat kamu duduk?”. Para shahabat menjawab: “Kami duduk berzikir dan memuji Allah karena telah memberikan hidayah Islam dan nikmat yang telah Ia berikan kepada kami”. Rasulullah Saw berkata: “Demi Allah, kamu hanya duduk karena itu?”. Mereka menjawab: “Demi Allah, kami duduk hanya karena itu”. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku meminta kamu bersumpah, bukan karena aku menuduh kamu, sesungguhnya malaikat Jibril telah datang kepadaku, ia memberitahukan kepadaku bahwa Allah membanggakan kamu kepada para malaikat”. (HR. at-Tirmidzi).



Komentar Syekh al-Albani terhadap hadits ini: Hadits Shahih. (Dalam Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi).

Hadits Kelima:
كان سلمان في عصابة يذكرون الله فمر بهم رسول الله صلى الله عليه و سلم فجاءهم قاصدا حتى دنا منهم فكعوا عن الحديث
إعظاما لرسول الله صلى الله عليه و سلم فقال : ما كنتم تقولون فإني رأيت الرحمة تنزل عليكم فأحببت أن أشارككم فيها
و قد احتجا بجععر بن سليمان فأما أبو سلمة سيار بن حاتم الزاهد فإنه عابد عصره و قد أكثر أحمد بن حنبل الرواية عنه

Salman al-Farisi bersama sekelompok shahabat berzikir, lalu Rasulullah Saw melewati mereka, Rasulullah Saw datang kepada mereka dan mendekat. Lalu mereka berhenti karena memuliakan Rasulullah Saw. Rasulullah Saw bertanya: “Apa yang kamu ucapkan? Aku melihat rahmat turun kepada kamu, aku ingin ikut serta dengan kamu”. (Hadits riwayat Imam al-Hakim).

Komentar Imam al-Hakim terhadap hadits ini:

هذا حديث صحيح و لم يخرجاه

Ini hadits shahih, tidak disebutkan Imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab mereka.

Komentar Imam adz-Dzahabi:
تعليق الذهبي قي التلخيص : صحيح

Komentar Imam adz-Dzahabi dalam kitab at-Talkhish: Hadits Shahih.

Hadits Keenam:
وعن عبد الله بن الزبير قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا سلم من صالاته يقاول بصاوته الأعلاى : " لا إلاه إلا الله
وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير لا حول ولا قوة إلا باالله لا إلاه إلا الله لا إلاه إلا الله ولا نعباد إلا
إياه له النعمة وله العضل وله الثناء الحسن لا إله إلا الله مخلصين له الدين ولو كره الكافرون " . رواه مسلم

Dari Abdullah bin az-Zubair, ia berkata: Rasulullah Saw apabila telah salam dari shalat, ia mengucapkan dengan suara yang tinggi:

لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير لا حول ولا قوة إلا بالله لا إلاه إلا الله لا إلاه إلا الله
ولا نعبد إلا إياه له النعمة وله العضل وله الثناء الحسن لا إله إلا الله مخلصين له الدين ولو كره الكافرون

Komentar Syekh al-Albani dalam Misykat al-Mashabih: Hadits Shahih.

Hadits Ketujuh:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللََِّّ صلى الله عليه وسلم
يَقُولُ اللََُّّ عَزَّ وَجَلَّ أنََا عِنْدَ ظَ نِ عَبْدِى بِى وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِى إِنْذَكَرَنِى فِى نَعْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَعْسِى وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلإٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِن ى شِبْرًا تقََرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ
تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أتَاَنِى يَمْشِى أَتيَْتُهُ هَرْوَلَةً

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Allah Swt berfirman: “Aku menurut prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia berzikir mengingat Aku. Jika ia berzikir sendirian, maka Aku menyebutnya di dalam diriku. Jika ia berzikir bersama kelompok orang banyak, maka aku menyebutnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat satu jengkal kepadaku, maka Aku mendekat satu hasta kepdanya. Jika ia mendekat satu hasta, maka Aku mendekat satu lengan kepadanya. Jika ia datang berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Hadits Kedelapan:
أَنَّ رَفْاَ الصَّوْتِ بِالذِ كْرِ حِينَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتوُبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ النَّبِ ىِ صلى الله عليه وسلم . وَأنََّهُ قَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ - -
كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَ فُوا بِذَلِكَ إِذَا سَمِعْتهُُ.

 Sesungguhnya mengeraskan suara ketika berzikir setelah selesai shalat wajib sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Ibnu Abbas berkata: “Aku tahu bahwa mereka telah selesai shalat ketika aku mendengarnya (zikir dengan suara jahr)”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Hadits Kesembilan:
ما من قوم يذكرون الله إلا حعت بهم الملائكة وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده

Tidaklah sekelompok orang berzikir mengingat Allah, melainkan para malaikat mengelilingi mereka, mereka diliputi rahmat Allah, turun ketenangan kepada mereka dan mereka dibanggakan Allah kepada para malaikat yang ada di sisi-Nya. (Hadits riwayat Imam at-Tirmidzi).
Komentar Syekh al-Albani dalam shahih wa dha’if Sunan at-Tirmidzi: Hadits Shahih.

Hadits Kesepuluh:
عن أنس بن مالك عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : ما من قوم اجتمعوا يذكرون الله لا يريدون بذلك الا وجهه الا
ناداهم مناد من السماء ان قوموا مغعورا لكم قد بدلت سيئاتكم حسنات

Dari Anas bin Malik, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Sekelompok orang berkumpul berzikir mengingat Allah, tidak mengharapkan kecuali keagungan Allah, maka ada malaikat dari langit yang memanggil mereka: “Berdirilah kamu, dosa-dosa kamu telah diganti dengan kebaikan”.
Hadits riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab al-Musnad.



Komentar Syekh Syu’aib al-Arna’uth tentang hadits ini:

صحيح لغيره، وهذا إسناد حسن

Shahih li ghairihi, sanad ini sanad hasan.

Hadits Kesebelas:
عن أنس رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال لأن أذكر الله تعالى ما قوم بعد صالاة العجار إلاى طلاوع
الشمس أحب الي مما طلعت عليه الشمس ولأن أذكر الله ما قوم بعد صلاة العصر إلى أن تغيب الشمس أحاب إلاي مان الادنيا
وما فيها.

Dari Anas, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Aku berzikir mengingat Allah bersama orang banyak setelah shalat shubuh hingga terbit matahari lebih aku sukai daripada terbitnya matahari. Aku berzikir bersama orang banyak setelah shalat ashar hingga tenggelam matahari lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya”. (Hadits riwayat Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Jami’ ash-Shaghir dengan tanda: Hadits Hasan).

Pendapat Ulama Tentang Zikir Jahr.
Pendapat Imam as-Suyuthi:
سألت أكرمك الله عما اعتاده السادة الصوفية من عقد حلق الذكر والجهر به في المساجد ورفا الصوت بالتهليل وهل ذلك
مكروه أو لا.
الجواب إنه لا كراهاة فاي شايء مان ذلاك وقاد وردت أحادياث تقتضاي اساتحباب الجهار بالاذكر وأحادياث تقتضاي اساتحباب -
الأسرار به والجما بينهما أن ذلك يختلف باختلاف الأحوال والأشاخاص كماا جماا الناووي بمثال ذلاك باين الأحادياث الاواردة
باستحباب الجهر بقراءة القرآن والواردة باستحباب الأسرار بها

Pertanyaan ditujukan kepada Imam as-Suyuthi tentang kebiasaan kalangan Tasauf membuat lingkaran zikir dan berzikir jahr di masjid-masjid serta mengeraskan suara ketika ber-tahlil, apakah itu makruh atau tidak?
Jawaban:
Perbuatan itu tidak makruh, terdapat beberapa hadits yang menganjurkan zikir jahr dan hadits-hadits yang menganjurkan zikir sirr. Kombinasi antara keduanya bahwa jahr dan sirr berbeda sesuai perbedaan kondisi dan orang yang berzikir, sebagaimana yang digabungkan Imam an-Nawawi tentang hadits-hadits berkaitan dengan anjuran membaca al-Qur’an dengan cara jahr dan sirr239.

 Pendapat Syekh Abdul Wahhab asy-Sya’rani:
وقال الشيخ عبدالوهاب الشعراني رحمه الله تعالى()وأجمعوا على انه يجب على المريد الجهر بالذكر بقوة تامة بحيث لا يبقى
منه متسا إلا ويهتز من فوق رأسه إلى إصبا قدميه).

Syekh Abdul Wahhab asy-Sya’rani berkata: “Para ulama sepakat bahwa wajib bagi seorang murid men-jahr-kan zikir dengan kekuatan yang sempurna hingga tidak ada yang luang melainkan bergetar dari atas kepala hingga jari-jari kedua kaki”240.

Bagaimana Dengan Ayat Yang Memerintahkan zikir Sirr?
(واذكر ربك في نعسك تضرعا وخعية ودون الجهر من القولو

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara”. (Qs. al-A’raf [7]: 205).
Imam as-Suyuthi memberikan jawaban dalam kitab Natijat al-Fikr fi al-Jahr bi adz-Dzikr:



الأول: إنها مكية لأنها من الأعراف وهي مكية كآية الإسراء﴿ولا تجهر بصالاتك ولا تخافات بهااو وقاد نزلات حاين كاان النباي
صلى الله عليه وآله وسلم يجهر بالقرآن فيسمعه المشركون فيسبون القرآن ومن أنزلاه فاامره الله بتارك الجهار سادا للذريعاة
كما نهى عن سب الأصنام في قوله: ﴿ولا تسبوا الذين يدعون من دون الله فيسبوا الله عدوا بغير علمو) وقد زال هذا المعنى.

Pertama, ayat ini turun di Mekah, karena bagian dari surat al-A’raf, surat ini turun di Mekah, seperti ayat dalam surat al-Isra’: “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (Qs. al-Isra’ [17 ]: 110), ayat ini turun ketika Rasulullah Saw membaca al-Qur’an secara jahr lalu didengar orang-orang musyrik, lalu mereka mencaci maki al-Qur’an dan Allah yang menurunkannya, maka Allah memerintahkan agar jangan membaca jahr untuk menutup pintu terhadap perbuatan tersebut, sebagaimana dilarang mencaci-maki berhala dalam ayat: “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan”. (Qs. al-An’am [6 ]: 108).

والثاني: أن جماعة من المعسرين منهم عبدالرحمن بن يزيد بن أسلم شيخ مالك وابن جرير حملوا الآية على الذكرحال قراءة
القرآن وأنه أمره بالذكر على هذه الصعة تعظيما للقرآن الكريم أن ترفا الأصوات عنده ويقويه اتصاله بقوله تعالى ﴿وإذا قرئ
القرآن فاستمعوا له وانصتوا لعلكم ترحمونو

Kedua, sekelompok ahli Tafsir, diantara mereka Abdurrahman bin Yazid bin Aslam guru Imam Malik dan Ibnu Jarir memaknai perintah zikir sirr ini ketika ada bacaan al-Qur’an. Diperintahkan zikir sirr ketika ada bacaan al-Qur’an untuk mengagungkan al-Qur’an. Ini kuat hubungannya dengan ayat: “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. (Qs. al-A’raf [7 ]: 204).

الثالث: ما ذكره علماء الصوفية من أن الأمار فاي الآياة خااص باالنبي صالى الله علياه وآلاه وسالم واماا غياره فمان هاو محال
الوساوس والخواطر فمأمور بالجهر لأنه أشد تأثيرا في دفعها

Ketiga, Sebagaimana yang disebutkan para ulama Tasauf bahwa perintah dalam ayat ini khusus kepada Rasulullah Saw, adapun kepada selain Rasulullah Saw maka mereka adalah tempatnya was-was dan lintasan hati, maka diperintahkan zikir jahr karena zikir jahr itu lebih kuat pengaruhnya dalam menolak was-was.

Bagaimana Dengan Ayat Yang Memerintahkan Sirr?
(ادعوا ربكم تضرعا وخعية إنه لا يحب المعتدينو

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (Qs. Al-A’raf [8 ]: 55).

Jawaban:

احدهما: أن الراجح في تعسيره أنه تجاوز المأمور أو اختراع دعوة لا أصال لهاا فاي الشارع فعان عبادالله بان مغعال رضاي الله
عنه أنه سما ابنه يقول: )اللهم إني أسألك القصر الأبيض عن يمين الجنة فقال إناي سامعت رساول الله صالى الله علياه وآلاه
وسلم يقول
» يكون في الأمة قوم يعتدون في الدعاء والطهور
وقرأ هذه الآية فهذا تعسير صحابي وهو أعلم بالمراد(.

Pertama: Pendapat yang kuat tentang makna melampaui batas dalam ayat ini adalah melampaui batas yang diperintahkan, atau membuat-buat doa yang tidak ada dasarnya dalam syariat Islam, diriwayatkan dari Abdullah bin Mughaffal, ia mendengar anaknya berdoa: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu istana yang putih di sebelah kanan surga”, maka Abdullah bin Mughaffal berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Ada di antara ummatku suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa dan bersuci. Kemudian ia membaca ayat ini: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (Qs. Al-A’raf [ 7]: 55). Ini penafsiran seorang shahabat nabi tentang ayat ini, ia lebih mengetahui maksud ayat ini.

الثاني: على تقدير التسليم فالآية في الدعاء لا في الذكر والدعاء بخصوصه الأفضل فيه الإسرار لأنه أقرب إلاى الإجاباة ولاذا
قال تعالى ﴿إذ نادى ربه نداء خعياو.

Kedua: ayat ini tentang doa, bukan tentang zikir. Doa secara khusus lebih utama dengan sirr, karena lebih dekat kepada dikabulkan, sebagaimana firman Allah: “Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”. (Qs. Maryam [19]: 3).


Sumber dari file pdf, 37 Masalah Populer oleh Ustad Abdul Somad Lc MA. Jika terdapat kesalahan copy paste dalam tulisan di atas, terutama untuk huruf arab, silahkan merujuk ke sumber aslinya. Download di sini.

Advertisement

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Iklan

Close x