SHALAT QABLIYAH JUM’AT 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad

Advertisement

Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000


Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!

Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!

Read More Beli Paket
Advertisement
MASALAH KE-21: SHALAT QABLIYAH JUM’AT | 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad

SHALAT QABLIYAH JUM’AT | 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad 37 Masalah Populer Ustadz Abdul Somad 37 masalah populer ustadz abdul somad pdf  77 masalah populer abdul somad  99 masalah populer abdul somad  99 masalah populer abdul somad pdf  free download 37 masalah populer  37 masalah populer abdul somad pdf download  buku ustadz abdul somad pdf  buku abdul somad pdf

Shalat Qabliyah Jum’at
Dalil Pertama,
ما من صلاة معروضة إلا وبين يديها ركعتان

“Setiap shalat fardhu diawali dua rakaat (shalat sunnat)”. (Hadits riwayat Ibnu Hibban dari Abdullah bin az-Zubair. Dinyatakan shahih oleh Syekh Nashiruddin al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah).



Komentar Syekh ‘Athiyyah Shaqar.
فالحديث يدل بعمومه على مشروعية صلاة ركعتين سنة قبل صلاة فريضة الجمعة . وليس هناك مخصص لهذا العموم ، ولا
يقال إنه مخصص بغير الجمعة لأن النبى كان إذا خر لم يصلهما قبل أن يرقى المنبر ، لأن العام لا يخصصه إلا منا خاص
من صلاة ركعتين أو أربا بعد الزوال قبل الأذان للخطبة ، ولم يوجد ذلك .

Hadits ini secara umum menunjukkan disyariatkannya shalat dua rakaat sebelum shalat fardhu Jum’at. Tidak ada dalil lain yang mengkhususkan hadits ini, tidak dapat dikatakan bahwa hadits ini khusus untuk shalat fardhu selain shalat Jum’at karena ketika Rasulullah Saw keluar rumah akan melaksanakan shalat Jum’at beliau tidak shalat dua rakaat sebelum naik mimbar, karena hadits yang bersifat umum tidak dapat dikhususkan kecuali ada larangan khusus; larangan melaksanakan shalat dua rakaat atau empat rakaat setelah Zawal (tergelincir matahari) sebelum azan untuk khutbah, tidak ada larangan seperti itu231.

 Dalil Kedua,
عَنْ عَبْدِ اللََِّّ بْنِ مُغَعَّلٍ الْمُزَنِ ي أَنَّ رَسُولَ اللََِّّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَ كُ ل أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثَلَاثًا لِمَنْ شَاءَ

Dari Abdullah bin Mughaffal al-Muzani, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, “Antara dua seruan ada shalat”, beliau ucapkan tiga kali. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Komentar Imam an-Nawawi.
وأما السنة قبلها فالعمدة فيها حديث عبد الله بن مغعل المذكور في العرع قبله " بين كل أذانين صلاة " والقياس علي الظهر

Adapun shalat sunnat sebelum Jum’at, yang menjadi dasar adalah hadits Abdullah bin Mughaffal yang telah disebutkan dalam far’ (masalah cabang) sebelumnya, “Antara dua seruan ada shalat (sunnat)”. Dan diqiyaskan kepada shalat Zhuhur232.

 Dalil Ketiga: Perbuatan Rasulullah Saw.
عن على رضى الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم " يصلى قبل الجمعة أربعا وبعدها أربعا ، يجعل التسليم فى
آخرهن ركعه . رواه الطبرانى فى الأوسط وهو حديث حسن وإن كان فيه محمد بن عبد الرحمن السهمى وهو مختلف فيه .
على أن عليَا القارى قال فى المرقاة : وقد جاء فى إسناد جيد- كما قال الحافظ العراقى- أنه صلى الله عليه وسلم كان يصلى
قبلها أربعا .
وفى الأوسط للطبرانى عن أبى هريرة : كان النبى( صلى الله عليه وسلم ) يصلى قبل الجمعة ركعتين وبعدها ركعتين . وقد
ساقه ابن حجر فى التلخيص وسكت عنه ، فهو حديث صحيح أو حسن على قاعدته المشهورة .

Dari Ali ra, ia berkata, “Rasulullah Saw melaksanakan shalat empat rakaat sebelum Jum’at dan empat rakaat setelah Jum’at, ia jadikan salam pada rakaat terakhir. Diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath, ini hadits hasan, meskipun di dalamnya ada Muhammad bin Abdirrahman as-Sahmi, statusnya diperselisihkan. Imam Ali al-Qari berkata dalam al-Mirqat, “Diriwayatkan dengan Sanad Jayyid, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hafizh al-‘Iraqi bahwa Rasulullah Saw shalat empat rakaat sebelum Jum’at.
Dalam al-Mu’jam al-Ausath karya Imam ath-Thabrani dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw melaksanakan shalat dua rakaat sebelum Jum’at dan dua rakaat setelahnya. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani menyebutkan hadits ini dalam kitab at-Talkhish tanpa komentar, maka ini hadits shahih atau hadits hasan menurut kaedah al-Hafizh yang masyhur.

Dalil Keempat: Perbuatan Abdullah bin Mas’ud.
فقد جاء فى الأثر عن ابن مسعود بسند صحيح أنه كان يصلى قبل الجمعة أربعا وبعدها أربعا ، قاله الترمذى فى جامعه : وكان يأمر الناس ويعلِ مهم ذلك كما جاء فى "إطعاء العتن على إعلاء السنن " لحكيم الهند " أشرف على التهانوى " وجاء فى نصب الراية : كان عبد اللَّ يأمرنا أن نصلى قبل الجمعة أربعا وبعدها أربعا . رواه عبد الرزاق فى مصنعه اه. وفى "الدراية " : رجاله ثقات . وفى " آثار السنن " : إسناده صحيح . لا يقال : إن هذا نعل مطلق لا سنة راتبة للجمعة ، فالنعل المطلق يرغب فيه ترغيبا عاما ولا يعتَم ولا ييمر به أمر إرشاد بهذه العناية وهذا التأكيد من ابن مسعود . وهذا الأثر الموقوف له حكم المرفوع لأن الظاهر أنه قد ثبت عنده من النبى صلى الله عليه وسلم فيه شىء ، وإلا لما أمر به .

 Dalam atsar dari Ibnu Mas’ud dengan Sanad shahih disebutkan bahwa Abdullah bin Mas’ud shalat empat rakaat sebelum Jum’at dan empat rakaat setelah Jum’at. at-Tirmidzi menyebutkan dalam kitab Jami’nya, “Abdullah bin Mas’ud memerintahkan orang banyak melaksanakannya dan mengajarkannya kepada mereka”. Disebutkan juga dalam Ithfa’ al-Fitan ‘ala I’la’ as-Sunan karya Hakim al-Hindi Asyraf Ali at-Tahanawi.
Dalam Nashb ar-Rayah disebutkan, “Abdullah bin Mas’ud memerintahkan kami melaksanakan shalat empat rakaat sebelum Jum’at dan empat rakaat setelah Jum’at”. Diriwayatkan Abdurrazzaq dalam Mushannafnya. Dalam ad-Dirayah disebutkan, “Para periwayatnya adalah orang-orang terpercaya (Tsiqah)”. Dalam Atsar as-Sunan, “Sanadnya shahih”.



Tidak dapat dikatakan bahwa ini adalah shalat sunnat muthlaq bukan shalat Qabliyah Jum’at, karena shalat sunnat muthlaq dianjurkan dengan anjuran yang bersifat umum, tidak diperintahkan secara khusus dengan perintah ajaran dan perhatian seperti ini serta penekanan dari Abdullah bin Mas’ud.
Atsar Mauquf ini dihukum Marfu’ karena zhahirnya berasal dari Rasulullah Saw, andai tidak demikian tidak mungkin Abdullah bin Mas’ud memerintahkannya233.

Dalil Kelima, Qiyas.
Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan bab,

باب الصلاة بعد الجمعة وقبلها

Bab: Shalat Setelah Shalat Jum’at dan Sebelumnya.

Komentar al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani,
ولم يذكر شيئا في ا لصلاة قبلها قال بن المنير في الحاشية كأنه يقول الأصل استواء الظهر والجمعة حتى يدل دليل على خلافه
لأن الجمعة بدل الظهر

Imam al-Bukhari tidak menyebutkan sedikit pun tentang shalat sebelum shalat Jum’at. Ibnu al-Munir berkata dalam al-Hasyiyah, “Seakan-akan Imam al-Bukhari menyatakan: pada dasarnya asal shalat Zhuhur dan shalat Jum’at itu sama, hingga ada dalil lain yang membedakannya, karena shalat Jum’at itu pengganti shalat Zhuhur.

Al-Hafizh melanjutkan,

وقال بن التين لم يقا ذكر الصلاة قبل الجمعة في هذا الحديث فلعل البخاري أراد إثباتها قياسا على الظهر انتهى
وقواه الزين بن المنير بأنه قصد التسوية بين الجمعة والظهر في حكم التنعل كما قصد التسوية بين الإمام والمأموم في الحكم
وذلك يقتضى أن النافلة لهما سواء انتهى

Ibnu at-Tin berkata, “Tidak disebutkan shalat sebelum Jum’at dalam hadits ini, mungkin Imam al-Bukhari menetapkan shalat qabliyah Jum’at berdasarkan Qiyas, shalat Jum’at diqiyaskan ke shalat Zhuhur. Selesai.

Dikuatkan az-Zain al-Munir, Imam al-Bukhari menyamakan antara shalat Jum’at dan shalat Zhuhur dalam hal shalat sunnatnya, sebagaimana Imam al-Bukhari menyamakan antara imam dan ma’mum dalam hukumnya. Dengan demikian maka hukum shalat sunnat pada shalat Zhuhur dan shalat Jum’at itu sama. Selesai234


Sumber dari file pdf, 37 Masalah Populer oleh Ustad Abdul Somad Lc MA. Jika terdapat kesalahan copy paste dalam tulisan di atas, terutama untuk huruf arab, silahkan merujuk ke sumber aslinya. Download di sini.

Advertisement

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Iklan

Close x