Kabut Jadi Bukti Kalimantan Tengah Bukan Indonesia
Advertisement

Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000
Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!
Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!
Read More Beli Paket
Advertisement
Kabut Jadi Bukti Kalimantan Tengah (Kalteng) Bukan Indonesia - berikut ini adalah jeritan saudara kita sebangsa yang meregang nyawa detik ini. Semoga orang besar dan hebat di negeri ini terbuka hatinya untuk menyelematkan rakyatnya.
Ibunya Bilandrazee Mohon
doanya saudara sebangsa setanah air. Hari ini asap pekat kembali
menyelimuti Riau. Kepekatannya mungkin empat kali lipat dari sebelumnya.
No electrik, No school, No flight, No oxygen. Demi Allah, ini terasa
seperti Genosida! Negara sedang membunuh
6,3 juta rakyat Riau pelan-pelan. Kami cuma diberi masker kue, bukan
masker standart sesuai status tanggap darurat bencana. Kualitas udara
bukan lagi berbahaya, tapi sudah merusak bahkan membunuh. Partikel
berbahaya ini sudah dua bulan kami hirup tanpa henti. 24 jam setiap
hari. Sudah 55 ribu warga, mayoritas balita dan orang tua, bertumbangan
karena asap. Ini bukan lagi bencana biasa. Tolong bantu broadcast. Jika
tak bisa sama-sama mendesak pemerintah turun tangan, tolong doakan kami
masih tetap bernafas esok hari. Kami masih melawan azab asap!!!!! Note :
Ada 1.563 titik api. Dipadamkan dengan bantuan 7 helikopter dan pesawat
water bombing, serta 1 pesawat Casa hujan buatan. Dibantu 1.594
personel TNI dan Polri. Mari kita masukin ke rumus matematika sederhana.
8 pesawat yang ada, jika dibagi dengan jumlah lokasi sumber asap,
artinya satu pesawat harus mengatasi 195 titik api. Helloooo, apa
mungkin bisa? Lalu, jumlah personil yang diturunkan, hampir seimbang
dengan jumlah titik api yang ada. Artinya hanya ada satu orang prajurit
untuk mengawal setiap satu titik api. Sementara satu titik api yang
terpantau di satelit, luasannya bisa mencapai puluhan hingga ratusan
hektar. Dear Pak presiden, please jangan kadalin rakyat lagi, tetapkan
darurat bencana nasional pencemaran udara dan minta bantuan dunia
internasional untuk memadamkan titik api. Berhutang keluar negeri saja
anda mampu dalam hitungan bulan menjabat, masa untuk kepentingan rakyat
anda ragu?!
Mas Haryadi Cfc Laga
SRIWIJAYA FC vs Arema Cronus dilarang di Palembang dengan alasan
tingginya pencemaran kabut asap, hal ini membahayakan kesehatan
manusia.Lalu bagaimana dgn jutaan penduduk Sumsel yg berbulan bulan
menghirup asap ini???Apakah mereka bukan manusia???Apakah asap tidak
berbahaya bagi mereka???Lalu dimana kehadiran negara buat rakyat
Sumsel?????
Firman beritanya diTV cuman runing text, seolah olah bukan masalah yg besar. Jika ada pejabat masuk ke got beritanya dibesar besarkan
Iin Arlina Kalimantan
daerah kaya akan sumber daya alam,tapi kami sebagai orang asli
kalimantan hanya gigit jari,menghirup debu batu bara,banjir dan
menghirup asap,korban mulai berjatuhan terkena ispa,kemaren jokowi
datang hanya untuk melihat asap yang menyelimuti palangkaraya tapi tidak
ada tindakan nyata,jika ada referendum kami orang kalimantan akan
memilih berdiri sendiri dan sudah pasti menjadi negara kaya
Bar Kokok Bukan
tida mungki bang.lebah aja klo di asepi akan mninggalkn sarangnya.saya
jd kasian sama warga kalimatan.buminya di keruk.utk di ambil batu
baranya.hutanya di gunduli.tp ketika trjadi kebakran dan warga nya
seperti nyamuk yg di fouging .seolah2 tdk trjadi apa2 .mediapun enggan
meliputnya
Share agar orang kuat di negeri ini tahu.
Advertisement