Cerpen Islami Kalam Ilahi
Advertisement
Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000
Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!
Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!
Read More Beli Paket
Advertisement
Cerpen Islami Kalam Ilahi | Cukup untuk hari ini. Ku rebahkan tubuh palsu ini ke tumpukan jerami
modern. Ku getarkan lisan sambil mengangkat kepala. Tak lama kemudian
aku terhenyak dalam kalam-Nya. Semakin jelas irama yang ku dengar. Ku
coba kembali masuk ke alamku. Namun, aku gagal. Ku tanggalkan bunga yang
ku dapat sebagai perhiasan malam. Ketika ku lihat di atas kaca, butiran
kristal turun dari atap kehidupan. Bergegas ku izinkan langkah menuju
Raja dan Ratu.
“pak,”
“ada apa le?”
“hujan pak”
“astagfirullah, buk hujan”
“ambil bak le!”
“niki pak”
“ada apa le?”
“hujan pak”
“astagfirullah, buk hujan”
“ambil bak le!”
“niki pak”
==================
cerpen islami romantis
kumpulan cerpen islami asma nadia
cerpen islami pernikahan
cerpen islami lucu
cerpen islami helvy tiana rosa
cerpen islami terbaru
kumpulan cerpen islami
cerpen cinta islami
kumpulan cerpen islami asma nadia
cerpen islami pernikahan
cerpen islami lucu
cerpen islami helvy tiana rosa
cerpen islami terbaru
kumpulan cerpen islami
cerpen cinta islami
==================
Rahmat Sang Pencipta mengejutkan kami di dalam bunga malam, seakan
ingin menunjukan bahwa kini saatnya musim jamur berbuah, barisan semut
naik, dan warna langit yang teramat indah. Saat terdengar ayam santri
mulai berkokok, membuyarkan lamunan keluarga kecil. Bahwa waktu
mustajabah telah hinggap di setiap helai pembulu darah dengan mengambil
air suci, kami angkat tangan secara ikhlas, menandakan qiyamullail telah
dimulai.
“dah le, sampean tidur, kalau masih cape”
“ndak apa pak, bentar lagi dah manjing”
“dah le, sampean tidur, kalau masih cape”
“ndak apa pak, bentar lagi dah manjing”
Tak disadari pergantian malaikat malam dengan malaikat pagi telah
terjadi, suara merdu ayam duniawi terdengar serentak. Menandakan laporan
kepada mpunya jiwa, akan dimulai. Dengungan pembakar syetan teralun
dengan indah. Dengan langkah yakin, beratapkan selembar kain. Aku
berangkat menuju rumah-Nya.
“mad dingin”
“engge pakde”
“ya syukuri aja, maklum pertama kali. Sudah panggil semua orang”
“mad dingin”
“engge pakde”
“ya syukuri aja, maklum pertama kali. Sudah panggil semua orang”
Setelah turun dari singga sana, saatnya bertolak menuju surgaku. Tak
hentinya sang atap meratap, walau kini tak sekeras tadi. Lamanya dingin
di waktu pagi, matahari bergerak semu utara, kini berganti. Hingga
kenikmatan yang dulu haruslah terpecah.
“le nanti bantu ya”
“engge bu”
“sebelum kamu berangkat mampir ke bang Indra, minta bantuan.”
“siap pak, assalamualaikum”
“le nanti bantu ya”
“engge bu”
“sebelum kamu berangkat mampir ke bang Indra, minta bantuan.”
“siap pak, assalamualaikum”
Ku kayuh kendaraan rapuh ini menuju medan jihad yang karomah. Atap
kehidupan pun masih dengan serunya menanamkan manfaat bagi manusia.
Sepulangnya dari menimba air, ku bantu kedua orangtua untuk membetulkan
papan-papan. Sunggu indah nian hujan pertama di paceklik kemarau.
Cerpen Karangan: Achmad Jahidin Al Ayubi
Facebook: Ahmad Jahidin
Facebook: Ahmad Jahidin
Advertisement